Продолжая использовать сайт, вы даете свое согласие на работу с этими файлами.
Bedah maskulinisasi wajah
Bedah maskulinisasi wajah (bahasa Inggris: facial masculinization surgery atau FMS) adalah serangkaian prosedur bedah plastik yang dapat mengubah bentuk wajah pasien agar memperlihatkan Morfologi wajah maskulin pada umumnya. Dalam konteks orang-orang transgender, bedah maskulinisasi wajah adalah salah satu dari dua jenis bedah penegasan gender pada bagian wajah (facial gender confirmation surgery atau FGCS), di samping bedah feminisasi wajah (facial feminization surgery atau FFS). Walaupun demikian, pria cisgender juga mungkin menjalani prosedur ini untuk mendapatkan wajah yang tampak lebih sesuai dengan standar maskulinitas, seperti rahang dan dagu yang lebih tegas.
Prosedur bedah ini dapat meliputi beraneka ragam operasi tulang, seperti penambahan dagu, penambahan tulang pipi, juga pada bagian dahi, rahang dan jakun. Dalam bedah maskulinisasi wajah, prosedur yang paling banyak dilakukan memiliki kaitan dengan penambahan struktur untuk mempertegas sudut-sudut pada wajah.
Sejarah
Pria trans telah mengajukan prosedur bedah maskulinisasi wajah sejak abad ke-20. Meskipun demikian, saat ini bedah feminisasi wajah cenderung lebih populer dibandingkan dengan bedah maskulinisasi wajah. Pakar urologi Miriam Hadj-Moussa berpendapat bahwasanya pria transgender jarang melakukan bedah maskulinisasi wajah karena terapi testoteron mengakibatkan pertumbuhan bulu-bulu di wajah yang dianggap sudah cukup mewakili wajah maskulin.
Pada tahun 2011, Douglas Ousterhout mengikhtisarkan prosedur-prosedur maskulinisasi wajah yang tersedia berdasarkan karya Paul Tessier. Pada 2015, Shane Morrison menerbitkan gambaran umum segala bedah penegasan gender untuk pria trans, termasuk bedah maskulinisasi wajah. Pada 2017, pengganti Ousterhout, Jordan Deschamps-Braly, menerbitkan laporan kasus tentang pasien pertama yang menerima bedah penegasan gender wanita-menjadi-pria pada bagian wajah, termasuk pemaskulinan bagian jakun.
Menurut World Professional Association for Transgender Health, bedah maskulinisasi wajah dianggap diperlukan bagi pria transgender untuk menanggulangi disforia gender. Mengikuti saran WPATH, sejumlah tinjauhan literatur dan ikhtisar termutakhir dalam bidang ini telah dipublikasikan.
Prosedur bedah
Prosedur bedah yang paling umum dalam maskulinisasi wajah di antaranya adalah implan wajah dan bagian-bagian tertentu sebagaimana yang digambarkan dalam Clinics in Plastic Surgery (2018, yang disunting oleh Loren Schechter dan Bauback Safa):
- Penambahan dahi - Penambahan dahi dapat dilakukan dengan implan kustomisasi atau dengan menginjeksikan bahan tertentu.
- Penambahan rahang - Bedah rahang pertama kali dijalankan untuk alasan fungsional pada penghujung abad ke-19, sementara bedah untuk keperluan kosmetis semakin maju dan diperbaiki sepanjang abad ke-20.
- Penambahan tulang pipi - Dapat juga disebut mentoplasti atau genioplasti. Penambahan tulang pipi dapat dilakukan dengan menambahkan isian atau kustomisasi implan. Prosedur ini juga dapat dilakukan dengan osteotomi ditambah implan yang terbuat dari bahan-bahan aloplasik seperti Proplast I, Proplast II, dan balok berpori hidroksiapatit.
- Penambahan jakun - Prosedur terbaru untuk melaksanakan hal ini adalah dengan menambahkan implan yang terbuat dari kartilase yang diambil dari sangkar rusuk pasien.