Продолжая использовать сайт, вы даете свое согласие на работу с этими файлами.
Carillion
Perusahaan publik | |
Kode emiten | LSE: CLLN |
Industri | Konstruksi, teknik sipil, manajemen fasilitas |
Didirikan | 1999 (1999) (dipisah dari Tarmac) 1903 (1903) (pendirian Tarmac) |
Ditutup |
15 January 2018 (15 January 2018) (Likuidasi wajib dimulai) |
Kantor pusat |
Wolverhampton, West Midlands, Britania Raya |
Tokoh kunci |
|
Pendapatan | £5.214,2 juta (2016) |
£235,9 juta (2016) | |
£129,5 juta (2016) | |
Karyawan |
c. 43.000; dengan 19.000 di Britania Raya (2016) |
Situs web | pwc |
Carillion plc dulu adalah sebuah perusahaan konstruksi dan manajemen fasilitas multinasional yang berkantor pusat di Wolverhampton, Britania Raya. Perusahaan ini akhirnya dilikuidasi pada bulan Januari 2018, dan menjadi "likuidasi perdagangan terbesar dalam sejarah Britania Raya".
Carillion dibentuk pada bulan Juli 1999, sebagai hasil pemisahan dari Tarmac. Perusahaan ini kemudian tumbuh melalui serangkaian akuisisi, sehingga dapat menjadi perusahaan konstruksi terbesar kedua di Britania Raya, dan pernah melantai di Bursa Saham London. Pada tahun 2016, perusahaan ini mempekerjakan sekitar 43.000 orang (18.257 orang di antaranya di Britania Raya). Kekhawatiran mengenai kondisi utang Carillion muncul pada tahun 2015, dan setelah perusahaan ini mengalami kesulitan keuangan pada tahun 2017, perusahaan inipun menjalani likuidasi wajib pada tanggal 15 Januari 2018, prosedur paling drastis dalam hukum insolvensi Britania Raya, dengan liabilitas hampir £7 milyar.
Insolvensi tersebut pun menyebabkan penghentian dan penundaan proyek di Britania dan luar Britania Raya (proyek PFI di Irlandia ditunda, sementara empat bisnis Carillion di Kanada mengajukan perlindungan kebangkrutan), pengurangan pekerja (lebih dari 3.000 orang di Carillion saja, belum ditambah pekerja dari pemasoknya), kerugian mitra dan pemberi pinjaman perusahaan patungannya, serta 30.000 pemasok Carillion (beberapa di antaranya mengalami insolvensi), dan 27.000 orang pensiunan, dan dapat membebani wajib pajak di Britania Raya hingga £180 juta. Insolvensi tersebut juga menyebabkan munculnya pertanyaan dari parlemen mengenai tindakan direktur perusahaan ini dan auditornya (KPMG), Financial Reporting Council, dan The Pensions Regulator, serta mengenai hubungan pemerintah Britania Raya dengan para pemasok besar yang menggunakan skema private finance initiative (PFI) dan alih daya layanan publik lain (pada bulan Oktober 2018, pemerintah Britania Raya menyatakan bahwa tidak ada proyek PFI yang akan dimulai). Insolvensi tersebut juga mendorong pengajuan legislasi untuk mereformasi sistem pembayaran industri, konsultasi mengenai proses pengadaan pemerintah yang baru untuk mempromosikan praktek pembayaran yang baik, dan proposal reformasi FRC mengenai perlakuan bonus direktur yang dibayar dengan saham.
Pada bulan Mei 2018, laporan dari Komite Bisnis, Pekerjaan, dan Pensiun di parlemen menyatakan bahwa keruntuhan Carillion adalah "sebuah cerita kecerobohan, keangkuhan, dan keserakahan. Model bisnisnya adalah lari tanpa henti untuk uang tunai", dan menuduh direkturnya salah mengartikan kondisi keuangan Carillion. Rekomendasi dari laporan tersebut antara lain reformasi peraturan dan kemungkinan pemecahan empat firma akuntansi terbesar. Laporan lain dari Komite Urusan Administrasi Publik dan Konstitusi, pada bulan Juli 2018, menyalahkan pemerintah Britania Raya karena mengalihdayakan layanan publik berdasarkan harga terendah, dan menyatakan bahwa penggunaan kontraktor seperti Carillion telah menyebabkan penurunan layanan publik.
Sejarah
Pendirian
Carillion dibentuk pada bulan Juli 1999, sebagai hasil pemisahan dari Tarmac, yang telah berdiri sejak tahun 1903. Tarmac fokus pada bisnis bahan bangunan berat, sementara Carillion meliputi Tarmac Professional Service dan bisnis kontrak dari Tarmac Construction. Pada saat dipisah, Sir Neville Simms pun ditunjuk sebagai chairman eksekutif dari Carillion. Simms kemudian mengundurkan diri dari jabatan tersebut pada bulan Januari 2001, namun tetap menjadi chairman non-eksekutif hingga bulan Mei 2005 saat Philip Rogerson menjadi chairman.
Nama 'Carillion' berasal dari hasil modifikasi terhadap kata 'carillon' (gemuruh lonceng), yang dimaksudkan untuk memberi perusahaan ini identitas yang terpisah dan jauh dari Tarmac. Nama tersebut diajukan oleh konsultan penjenamaan asal London, Sampson Tyrell (kemudian menjadi Enterprise IG, bagian dari WPP).
Akuisisi
Di bawah kepemimpinan CEO John McDonough (sebelumnya di Johnson Controls, dan ditunjuk sebagai CEO Carillion CEO pada bulan Januari 2001), Carillion berekpansi ke bisnis manajemen fasilitas.
Pada bulan September 2001, Carillion mengakuisisi 51% saham GT Rail Maintenance, dan mengubah namanya menjadi Carillion Rail. Carillion Rail mengerjakan pembaruan untuk jaringan rel, dan mengerjakan kontrak dari Network Rail.
Pada bulan Agustus 2002, Carillion membeli Citex Management Services dengan harga £11,5 juta, dan pada bulan Maret 2005, perusahaan ini mengakuisisi Planned Maintenance Group dengan harga sekitar £40 juta. Setelah itu, Carillion mengakuisisi Mowlem, dengan harga sekitar £350 juta pada bulan Februari 2006, dan Alfred McAlpine, dengan harga £572 juta pada bulan Februari 2008. Pada bulan Oktober 2008, Carillion membeli Vanbots Construction asal Kanada dengan harga £14.,3 juta.
Carillion membeli Eaga, sebuah perusahaan efisiensi energi, dengan harga £306 juta pada bulan April 2011. Namun, pada bulan Desember 2011, pemerintah Britania Raya mengurangi tarif masuk untuk energi hijau, sehingga Carillion harus merasionalisasi Eaga.
Pada bulan Desember 2012, perusahaan ini mengakuisisi 49% saham The Bouchier Group, sebuah perusahaan yang menyediakan layanan di area pasir minyak Athabasca, dengan harga £24 juta. Pada bulan Oktober 2013, perusahaan ini membeli bisnis manajemen fasilitas milik John Laing.
Pada bulan Agustus 2014, perusahaan ini menghabiskan beberapa minggu untuk mengupayakan penggabungan dengan kompetitornya, yakni Balfour Beatty. Tiga tawaran pun diajukan, dengan tawaran terakhir yang menghargai Balfour Beatty sebesar £2,1 milyar, tetap ditolak oleh dewan direksi Balfour Beatty pada tanggal 19 Agustus 2014. Balfour juga menolak untuk memberi tambahan waktu negosiasi, sehingga Carillion kemudian mengumumkan bahwa mereka tidak akan lagi mengupayakan penggabungan dengan Balfour Beatty.
Pada bulan Desember 2014, Carillion mengakuisisi 60% saham Rokstad Power Corporation, sebuah perusahaan distribusi dan transmisi asal Kanada, dengan harga £33 juta. Pada bulan Mei 2015, Carillion mengakuisisi 100% saham Outland Group, sebuah pemasok naungan dan makanan untuk lokasi terpencil di Kanada. Pada bulan Januari 2016, perusahaan ini mengakuisisi mayoritas saham Ask Real Estate, sebuah pengembang asal Manchester.
Keterlibatan pendaftarhitaman
Pada tahun 2009, Carillion terbukti menjadi pelanggan dari sebuah badan pendaftarhitaman industri konstruksi ilegal, yakni The Consulting Association (TCA), walaupun keterlibatannya sebagai pelanggan terutama karena Carillion pernah memiliki Crown House Engineering (kemudian diakuisisi oleh Laing O'Rourke pada tahun 2004), dan penggunaan TCA oleh Mowlem (diakuisisi oleh Carillion pada tahun 2006). Carillion pun mengajukan dua bukti sukarela ke Komite Urusan Skotlandia dari Dewan Rakyat Britania Raya, satu pada bulan September 2012, dan satu lagi pada bulan Maret 2013, terkait keterlibatannya dengan TCA.
Pada bulan Juli 2014, Carillion menjadi salah satu dari delapan bisnis yang terlibat dalam peluncuran Skema Kompensasi Pekerja Konstruksi, walaupun hal tersebut dianggap sebagai sebuah "aksi publisitas" oleh GMB, dan dideskripsikan oleh Komite Urusan Skotlandia sebagai "tindakan dengan niat buruk".