Продолжая использовать сайт, вы даете свое согласие на работу с этими файлами.
Deepika Padukone
Deepika Padukone | |
---|---|
Lahir | 5 Januari 1986 Kopenhagen, Denmark |
Tempat tinggal | Mumbai, India |
Kebangsaan | India |
Pekerjaan | |
Tahun aktif | 2006–sekarang |
Karya | Daftar penuh |
Kota asal | Bengaluru, India |
Suami/istri | |
Orang tua |
|
Penghargaan | Daftar penuh |
Situs web | deepikapadukone |
Tanda tangan | |
Deepika Padukone (diucapkan [d̪iːpɪkaː pəɖʊkoːɳ]; lahir 5 Januari 1986) adalah aktris film India. Padukone merupakan aktris dengan bayaran tertinggi di India dan penerima beberapa penghargaan diantaranya tiga Penghargaan Filmfare. Ia masuk ke dalam daftar tokoh terpopuler di India dan juga dalam daftar 100 tokoh paling berpengaruh di dunia versi majalah Time pada tahun 2018.
Padukone, putri pemain bulu tangkis Prakash Padukone, lahir di Kopenhagen, Denmark dan dibesarkan di Bengaluru. Saat remaja, ia bermain bulu tangkis di kejuaraan level nasional tetapi meninggalkan kariernya di bidang olahraga agar dapat menjadi model busana. Ia kemudian mendapatkan tawaran sebagai bintang film dan memulai debut aktingnya pada tahun 2006 dengan berperan sebagai karakter tituler di film Karnataka Aishwarya. Padukone kemudian memainkan sebuah peran ganda bersama dengan Shah Rukh Khan di rilisan Bollywood pertamanya, film romantis Om Shanti Om (2007), yang membuatnya memenangkan Penghargaan Filmfare untuk Debut Perempuan Terbaik. Padukone menerima pujian atas peran utamanya di film romantis Love Aaj Kal (2009) dan drama Lafangey Parindey (2010), tetapi penampilannya di film romantis Bachna Ae Haseeno (2008) dan komedi Housefull (2010) menuai ulasan negatif.
Film komedi romantis Cocktail (2012) menandai titik balik dalam karier Padukone, membuatnya mendapatkan nominasi Aktris Terbaik di beberapa upacara penghargaan. Ia membangun dirinya dengan menjadi pemeran utama di film komedi romantis Yeh Jawaani Hai Deewani dan Chennai Express (keduanya 2013), komedi perampokan Happy New Year (2014), serta film drama sejarah Sanjay Leela Bhansali, Bajirao Mastani (2015) dan Padmaavat (2018). Padukone kemudian berperan sebagai karakter yang berdasarkan pada tokoh Juliet di film romansa tragis garapan Bhansali, Goliyon Ki Raasleela Ram-Leela (2013) dan sebagai seorang arsitek keras kepala di komedi drama Piku (2015); keduanya membuatnya mendapatkan dua Penghargaan Filmfare untuk Aktris Terbaik. Proyek Hollywood pertamanya datang dari film aksi XXX: Return of Xander Cage (2017).
Di samping karier aktingnya, Padukone ikut serta dalam pertunjukkan panggung, menulis kolom untuk surat kabar India, merupakan celebrity endroser ternama untuk berbagai merek dan produk, dan suka menyuarakan pendapat tentang isu-isu seperti feminisme dan depresi. Ia juga mendesain merek pakaian wanita miliknya. Ia adalah ketua Mumbai Academy of the Moving Image dan pendiri The Live Love Laugh Foundation, yang menciptakan kesadaran akan kesehatan mental di India. Ia menikah dengan aktor Ranveer Singh yang sering menjadi lawan mainnya di film.
Kehidupan awal dan karier modeling
Padukone terlahir pada 5 Januari 1986 di Kopenhagen, Denmark dari orang tua yang berbicara bahasa Konkani. Ayahnya, Prakash Padukone adalah mantan pemain bulu tangkis dengan reputasi internasional dan ibunya, Ujjala merupakan seorang agen perjalanan. Adiknya, Anisha adalah seorang pemain golf. Kakek dari pihak ayahnya, Ramesh adalah sekretaris Ikatan Badminton Mysore selama beberapa tahun. Keluarganya pindah ke Bangalore, India ketika Padukone berusia satu tahun. Ia menempuh pendidikan di Sekolah Menengah Sophia di Bangalore, dan menyelesaikan pendidikan pra-universitasnya di Mount Carmel College. Ia kemudian mendaftar ke Universitas Terbuka Nasional Indira Gandhi untuk gelar Bachelor of Arts jurusan sosiologi, namun kemudian mengundurkan diri dari universitas tersebut karena konflik jadwal dengan karier modeling-nya.
Padukone harus mengakui bahwa ia sulit bergaul saat kecil dan tidak memiliki banyak teman. Fokus utama hidupnya adalah bulu tangkis dan ia sempat menjadi pemain bulu tangkis kompetitif di usia mudanya. Padukone menggambarkan rutinitas sehari-harinya di sebuah wawancara pada tahun 2012, mengatakan "Saya biasanya bangun pada pukul lima pagi, pergi melakukan latihan jasmani, pergi ke sekolah, pergi lagi untuk bermain bulu tangkis, menyelesaikan pekerjaan rumah, dan pergi tidur." Padukone terus mengejar karier bulu tangkisnya selama masa sekolahnya dan memainkan olahraga tersebut di kejuaraan level nasional. Ia juga bermain bisbol di beberapa turnamen level negara bagian. Selain berfokus pada pendidikan dan karier olahraganya, Padukone juga bekerja sebagai model cilik, pertama kali membintangi beberapa iklan pada usianya delapan tahun. Saat kelas sepuluh, ia mengubah haluannya dan memutuskan untuk menjadi model busana. Ia kemudian menjelaskan, "Saya menyadari bahwa saya memainkan pertandingan [bulu tangkis] tersebut hanya karena keluarga saya menggeluti bidang tersebut. Jadi, saya memberitahu ayah saya bahwa saya ingin berhenti bermain dan ayah saya tidak kecewa sama sekali." Pada tahun 2004, ia memulai karier penuh waktunya sebagai model di bawah bimbingan Prasad Bidapa.
Pada awal kariernya, Padukone mendapatkan pengakuan setelah membintangi iklan televisi untuk produk sabun Liril dan setelahnya ia membintangi iklan untuk berbagai merek dan produk lainnya. Pada tahun 2005, ia melakukan debut runway-nya di Lakme Fashion Week untuk desainer Suneet Varma dan kemudian memenangkan penghargaan "Model of the Year" di Kingfisher Fashion Awards. Ketenaran Padukone kian melambung ketika wajahnya muncul di Kalender Kingfisher tahun 2006; desainer Wendell Rodricks mengomentari, "Sejak Aishwarya Rai, kita belum mempunyai gadis yang cantik dan segar [seperti dirinya]". Rodricks pertama kali melihatnya di kursus membuat perhiasan tempat ia mengajar dan mendaftarkannya untuk bergabung dengan agensi Matrix. Pada usia 21 tahun, Padukone pindah ke Mumbai dan tinggal di rumah bibinya. Pada tahun itu juga, ia mendapatkan pengakuan luas setelah tampil di video musik lagu Himesh Reshammiya, Naam Hai Tera.
Padukone kemudian banyak ditawari untuk membintangi film. Percaya bahwa dirinya masih kurang berpengalaman sebagai seorang aktris, ia kemudian mengambil kursus di film akademi Anupam Kher. Setelah menimbulkan banyak spekulasi media, sutradara Farah Khan yang tertarik melihatnya di video musik Reshammiya memutuskan untuk memberinya sebuah peran di film Happy New Year.
Karier akting
Debut film dan terobosan (2006–2009)
Padukone mengumumkan bahwa pada tahun 2006 ia akan melakukan debut-nya dengan membintangi film Aishwarya, sebuah film Karnataka yang disutradarai oleh Indrajit Lakesh. Film komedi romantis tersebut adalah remake dari film Telugu Manmadhudu dan ia memerankan karakter tituler bersama dengan aktor Upendra sebagai lawan mainnya. Film tersebut menjadi film yang sukses besar secara komersial. R.G. Vijayasarathy dari Rediff.com mengapresiasi kemampuannya untuk menarik perhatian penonton tetapi ia menambahkan bahwa "ia harus memperbaiki adegan emosionalnya".
Pada akhir tahun 2006, film Happy New Year garapan Farah Khan ditunda dan Khan sebaliknya memberikan Padukone sebuah peran di film melodrama tentang reinkarnasi, Om Shanti Om (2007). Berlatar belakang industri film Hindi, film ini menceritakan kisah seorang aktor junior pada tahun 1970-an yang meninggal setelah menyaksikan pembunuhan wanita yang ia cintai dan bereinkarnasi untuk membalas kematiannya. Shah Rukh Khan berperan sebagai karakter protagonis dan Padukone menampilkan peran ganda — Shantipriya, aktris terkenal pada tahun 1970-an dan kemudian sebagai Sandy, seorang calon aktris. Ia mengatakan, "Saya tumbuh besar dengan menonton [Shah Rukh] dan saya sangat mengaguminya. Dapat bekerja sama dengannya ... adalah suatu hal yang cukup hebat. Begitu luar biasa ketika Farah menaruh kepercayaannya pada bakat saya dan memberikan sebuah peran kepada saya dengan [Shah Rukh] sebagai lawan mainnya. Untuk mempersiapkan perannya di film tersebut, Padukone menonton beberapa film yang dibintangi aktris Helen dan Hema Malini untuk mempelajari bahasa tubuh mereka yang ia rasa "lebih anggun" dan "benar-benar berbeda dengan para aktor masa kini". Tetapi, suara Padukone disulihkan oleh pengisi suara Mona Ghosh Shetty. Salah satu lagu di film tersebut, "Dhoom Taana", Padukone gunakan untuk menarikan tarian klasik India dan menurut Dorling Kindersley, tarian tersebut "memikat penonton" karena menggunakan hasta mudras (gerakan tangan).Om Shanti Om sukses secara komersial dan muncul sebagai film Hindi terlaris sepanjang tahun 2007 yang meraup pendapatan global sebesar ₹1,49 milyar (US$21 juta).Taran Adarsh dari portal hiburan Bollywood Hungama mengulas, "Deepika mempunyai semua yang dibutuhkan untuk menjadi seorang bintang terkenal — kepribadian, paras dan ya, ia luar biasa berbakat pula. Berdiri di bingkai yang sama dengan [Shah Rukh] dan bisa melakukannya dengan benar bukanlah suatu prestasi kecil. Dia datang seperti hembusan udara segar!" Di upacara penghargaan tahunan Filmfare, Padukone dianugerahi penghargaan Debut Perempuan Terbaik dan menerima nominasi pertamanya di kategori Aktris Terbaik.
Bollywood Hungama melaporkan bahwa kesuksesan Om Shanti Om merupakan terobosan bagi karier Padukone. Kesuksesannya tersebut diikuti dengan perannya sebagai Gayatri (salah satu love interest Ranbir Kapoor), seorang mahasiswi penuh semangat yang bekerja sambilan sebagai supir taksi di Australia, di film komedi romantis Yash Raj Films, Bachna Ae Haseeno (2008). Film tersebut sukses secara finansial, tetapi Namrata Joshi dari Outlook dalam tulisannya mengatakan bahwa penampilan Padukone mengecewakan; "Ia seperti patung maneken dan sama sekali kurang berapi-api dan kurang bersemangat".
Film pertama Padukone pada tahun 2009 datang dari film komedi kungfu, Chandni Chowk to China yang disutradarai oleh Nikhil Advani, memerankan peran ganda sebagai saudara kembar India-Tiongkok, Sakhi dan Suzy bersama dengan aktor Akshay Kumar. Film yang diiproduksi oleh Warner Bros. ini menjadi salah satu film India dengan rilisan internasional terluas. Padukone mempelajari seni bela diri Jepang, yakni jujutsu dan menampilkan aksi berbahaya tersebut tanpa menggunakan pemeran pengganti sama sekali. Meskipun gencar dipromosikan, film ini mengalami kegagalan besar dari segi finansial, hanya memperoleh pendapatan sebesar ₹554,7 juta (US$7,8 juta) di seluruh dunia dari anggaran sebesar ₹800 juta (US$11 juta). Kritikus film kecewa dengan gambar dan penampilan Padukone; Justin Trout dari Orlando Weekly mencatat, "Penampilannya di Chandni Chowk to China sangat disayangkan, pikiran saya berkelana kembali ke adegan-adegannya di film Om Shanti Om, barangkali sebagai mekanisme pertahanan".
Pada tahun yang sama, Padukone tampil di sebuah item number (lagu tema) (untuk lagu berjudul "Love Mera Hit Hit") di film drama Billu, kemudian bersama Saif Ali Khan membintangi film drama romantis Love Aaj Kal garapan penulis-sutradara Imtiaz Ali. Film tersebut mendokumentasikan perubahan nilai dalam hubungan di tengah-tengah kaum muda dan Padukone memerankan Meera Pandit, seorang wanita karier keras kepala. Dengan pendapatan sebesar ₹1,2 milyar (US$17 juta) di seluruh dunia, Love Aaj Kal menjadi film Hindi terlaris sepanjang tahun 2009. Aniruddha Guha dari Daily News and Analysis mengatakan bahwa Padukone "sejauh ini membawakan yang terbaik dari empat penampilannya" dan Nikhat Kazmi dari The Times of India menyebutnya sebagai seseorang yang "definitif and kuat". Di Penghargaan Filmfare ke-55, Padukone menerima nominasi untuk kategori Aktris Terbaik.
Perjuangan karier (2010–2011)
Padukone membintangi lima film pada tahun 2010. Film pertamanya pada tahun tersebut adalah film thriller psikologi yang disutradarai oleh Vijay Lalwani, Karthik Calling Karthik, dan Padukone diberikan sebuah peran sebagai pasangan suportif dari seorang pria depresi (diperankan oleh Farhan Akhtar) yang melalui serangkaian perubahan setelah menerima panggilan telepon misterius setiap paginya. Derek Elley dari Variety mendapati film ini sebagai film yang "alur ceritanya tipis" tetapi ia juga menambahkan bahwa "kecerdikan Padukone yang tak berbelit-belit ... membantu menjadikan dongeng ini serasa meyakinkan". Dari segi komersial, performa film ini buruk. Film Padukone yang paling menguntungkan secara ekonomi pada tahun tersebut adalah film komedi Sajid Khan yang meraup pendapatan sebesar ₹1,15 milyar (US$16 juta), Housefull yang ia bintangi bersama pemeran ansambel: Akshay Kumar, Ritesh Deshmukh, Lara Dutta, Arjun Rampal, Jiah Khan, dan Boman Irani.Raja Sen mendeskripsikan film ini sebagai sebuah "festival akting buruk" dan menghubungkan performa Padukone yang buruk dengan "ekspresinya yang seperti plastik".
Padukone kemudian membintangi film drama Pradeep Sarkar, Lafangey Parindey (2010) dengan Neil Nitin Mukesh sebagai lawan mainnya, berperan sebagai Pinky Palkar, seorang gadis tunanetra yang bertekad untuk memenangi perlombaan seluncur. Untuk mempersiapkan perannya di film tersebut, ia mengamati interaksi yang terjadi di antara para tunatera dan berlatih adegan dengan ditutup matanya. Dalam tulisannya untuk The Hindu, Sudhish Kamath mengatakan bahwa ia begitu terkesan dengan Padukone dan menuliskan bahwa ia "berlatih menahan diri" saat memainkan bagiannya. Kemudian pada tahun yang sama, Hindustan Times mempublikasikan bahwa film ini membantu mengubah persepsi orang-orang terhadap Padukone dengan fokus yang diarahkan pada kemahiran aktingnya bukan penampilannya. Padukone selanjutnya berperan bersama Imran Khan di film komedi romantis garapan Danish Aslam, Break Ke Baad. Rajeev Masand dari CNN-IBN mendapati film ini sebagai film yang "cukup menarik" dan mengatakan bahwa film ini "patut ditonton terutama karena peforma pemeran utama wanitanya". Baik Lafangey Parindey maupun Break Ke Baad memiliki performa yang buruk di box office.
Film terakhir Padukone pada tahun 2010 adalah film sejarah Ashutosh Gowarikar, Khelein Hum Jee Jaan Sey dan akan berperan di film tersebut dengan Abhishek Bachchan. Film yang didasarkan pada buku Do and Die karya Manini Chatterjee ini menceritakan kembali peristiwa penyerangan bersenjata Chittagong yang terjadi pada tahun 1930. Bachchan tampil sebagai pemimpin revolusi Surya Sen dan Padukone sebagai Kalpana Datta, orang kepercayaannya. Padukone mengatakan bahwa ia tidak melakukan pengkajian untuk peran tersebut karena "hampir tidak ada ... titik referensi mengenai seperti apa rupa Kalpana selain melihat dari beberapa foto-fotonya" dan bergantung sepenuhnya pada arahan Gowarikar. Sebuah ulasan yang diterbitkan di The Telegraph mengapresiasi cara Padukone membawakan peran di film tersebut dan film ini menerima sambutan kritis yang pada umumnya positif. Walaupun begitu, film ini sangat mengecewakan secara komersial.
Padukone memulai tahun 2011 dengan tampil di sebuah item number (lagu tema) di film garapan Rohan Sippy, Dum Maaro Dum. Lagu tersebut merupakan versi gubahan ulang dari lagu ikonis "Dum Maro Dum," dari film Hare Rama Hare Krishna (1971) yang diperankan oleh Zeenat Aman. Padukone menyebut lagu ini sebagai "lagu terliar yang dilakukan oleh akrtis mana pun"; "lirik yang tidak senonoh" dan "gerakan vulgar" lagu tersebut menimbulkan kontroversi, yakni kasus pengadilan untuk tindakan ketidaksenonohan. Ia kemudian membintangi film drama sosial-politik garapan Prakash Jha, Aarakshan yang berhubungan dengan masalah politik reservasi berbasis kasta di India dan turut dibintangi oleh Amitabh Bachchan, Saif Ali Khan, Manoj Bajpayee dan Prateik Babbar. Para jurnalis perdagangan menaruh ekspetasi tinggi untuk film tersebut yang akhirnya gagal di box office. Reaksi kritis terhadap film ini kebanyakan negatif, meskipun Pratim D. Gupta menyebut Padukone sebagai hal yang "paling menyegarkan yang berkaitan dengan film tersebut". Penampilan terakhirnya pada tahun 2011 adalah di film drama komedi garapan Rohit Dhawan, Desi Boyz bersama dengan Akshay Kumar, John Abraham dan Chitrangada Singh, peran yang akhirnya gagal mendorong kariernya kedepan. Oleh karena serangkaian film-film yang dibintangi Padukone tidak juga diterima dengan baik membuat para kritikus menganggap bahwa Padukone telah "[kehilangan] kilauannya".
Membangun diri dengan film-film komedi romantis dan Ram-Leela (2012–2014)
Dalam sebuah wawancara untuk The Indian Express, Padukone mengatakan bahwa peran utamanya di film komedi romantis tahun 2012 garapan Homi Adajania, Cocktail menandai titik balik yang signifikan dalam kariernya. Raja Sen dari Rediff.com berpendapat bahwa ia berhasil membuktikan dirinya sebagai seorang "gadis menakjubkan yang juga bisa berakting". Mengambil latar di London, Cocktail menceritakan kisah seorang insinyur perangkat lunak (diperankan oleh Saif Ali Khan) dan hubungannya dengan wanita yang memiliki watak yang berbeda — seorang gadis pesta yang impulsif (Veronica, diperankan oleh Padukone) dan gadis sederhana, pemalu, dan penurut (Meera, diperankan oleh Diana Penty). Saat pembacaan naskah, produser Dinesh Vijan menawarkan Padukone pilihan gadis mana yang akan diperankannya; ia memutuskan untuk memilih Veronica untuk memperluas wawasannya sebagai seorang aktris. Memerankan peran tersebut merupakan tantangan kreatif dan fisik baginya dan untuk mencapai persyaratan fisik karakternya ia berolahraga secara ekstensif dan mengikuti diet ketat. Para kritikus terbagi dalam opini mereka terhadap film ini, tetapi begitu memuji performa Padukone; Devesh Sharma dari Filmfare memujinya sebagai "jiwa film" dan menuliskan dalam tulisannya bahwa ia "unggul dalam setiap adegan, apakah sebagai gadis materialistis yang menikmati seks, obat-obatan terlarang, dan rock and roll ataupun sebagai gadis yang didominasi oleh rasa cemburu yang sewaktu-waktu dapat menghancurkan dirinya sendiri.Cocktail membuat Padukone mendapatkan nominasi untuk kategori Aktris Terbaik di beberapa upacara penghargaan, termasuk Filmfare, Screen, and IIFA. Film ini juga menjadi film yang sukses di box office.
Pada tahun 2013, Padukone membangun dirinya sebagai aktris terkemuka di sinema Hindi kontemporer dengan tampil di empat dari film-film terlaris pada tahun itu. Ia berkolaborasi untuk keempat kalinya dengan Saif Ali Khan (bersama dengan John Abraham dan Jacqueline Fernandez) di film Abbas-Mustan, Race 2, sebuah thriller aksi ansambel yang merupakan sekuel dari Race (2008). Film ini kebanyakan mendapatkan ulasan negatif, tetapi dengan pendapatan sebesar ₹1,62 milyar (US$23 juta) menjadikan film ini sukses secara komersial. Dalam sebuah ulasan pedas, Saibal Chatterjee dari NDTV berkata bahwa Padukone dan Fernandez "berjalan ke mana-mana seperti robot wind-up yang sudah didandani tetapi tidak mempunyai tempat untuk pergi".
Film komedi romantis yang digarap oleh Ayan Mukerji, Yeh Jawaani Hai Deewani adalah film Padukone berikutnya. Membintangi film ini bersama Ranbir Kapoor, ia berperan sebagai "wallflower (ungkapan untuk gadis yang hanya duduk tanpa mau berdansa) pemalu" yang menandai kepergiannya dari karakternya yang glamor yang selama ini menjadi reputasinya. Para kritikus film memuji penampilannya, meskipun tanggapan mereka terhadap film ini beragam. Raja Sen berpikir bahwa film ini "kekurangan cerita bagus", tetapi ia juga menambahkan bahwa "Padukone berakting dengan menjadi dirinya sendiri dan menghindari akting yang berlebihan, dan hasilnya pun mengesankan ... Ini mungkin menjadi penampilannya yang paling memiliki kesadaran diri sejauh ini". Pertemuan Padukone dan mantan kekasihnya di film ini diantisipasi dan film ini muncul sebagai film yang sukses besar secara komersial. Film yang dibintangi Padukone selanjutnya adalah film aksi-komedi Rohit Shetty, Chennai Express yang ia mainkan bersama Shah Rukh Khan. Padukone memerankan Meenalochini Azhagusundaram, seorang gadis Tamil yang sedang berada dalam pengejaran ayahnya (seorang bos kelompok kriminal lokal), yang mengharuskannya menggunakan aksen Tamil. Pendapat kritis terhadap aksennya beragam, tetapi performa Padukone menerima pujian; kritikus film Aseem Chhabra menulis, "Padukone sangat menyenangkan di film tersebut — cantik, tersenyum, dan sering lebih ceria dan lucu ketimbang Khan".Chennai Express mendapatkan penghasilan lebih dari ₹3,95 milyar (US$55 juta) dan muncul sebagai film terlaris yang dibintangi Padukone pada saat itu, dan bersama dengan Yeh Jawaani Hai Deewani masuk ke dalam peringkat film India terlaris sepanjang masa.
Padukone kemudian bersama dengan Ranveer Singh membintangi film Goliyon Ki Raasleela Ram-Leela yang diadaptasi dari tragedi Shakespare, Romeo and Juliet dari sutradara Sanjay Leela Bhansali. Perannya adalah sebagai Leela, seorang gadis Gujarat berdasarkan karakter Juliet. Film ini sebenarnya diberi judul Ram-Leela, tetapi kemudian diubah setelah adanya kasus pengadilan yang didaftarkan terhadap Bhansali, Padukone, dan Singh karena "menyinggung sentimen keagamaan" masyarakat Hindu dengan menampilkan unsur seks dan kekerasan dengan judul yang merujuk pada kehidupan Rama.Goliyon Ki Raasleela Ram-Leela dirilis di tengah-tengah protes yang terjadi di sepanjang negara bagian India, tetapi umumnya diterima dengan baik oleh para kritikus. Meena Iyer dari The Times of India mengatakan bahwa Padukone "menakjubkan" dan dalam tulisannya untuk Deccan Chronicle, Khalid Mohamed menyimpulkan, "Deepika Padukone menjadi milik film ini. Tampak sangat cantik dan melakukan bagiannya dengan sebuah pukulan keras, dia adalah aset utama Ram-Leela. Film ini mendapatkan pendapatan sebesar ₹2,02 milyar (US$28 juta) di seluruh dunia, membuat film ini menjadi film sukses keempat Padukone berturut-turut pada tahun ini Penampilannya baik di Chennai Express maupun Goliyon Ki Raasleela Ram-Leela membuatnya memenangkan beberapa penghargaan, termasuk diantaranya Screen Awards untuk Aktris Terbaik untuk kedua film dan Penghargaan Filmfare untuk Aktris Terbaik untuk film yang terakhir disebutkan.
Pada tahun 2014, Padukone tampil bersama Rajinikanth di film Tamil Kochadaiiyaan, sebuah film drama sejarah yang direkam menggunakan teknologi tangkap gerak. Ia dibayar sebesar ₹30 juta (US$420,000) selama dua hari bekerja di film ini. Dalam satire Homi Adajania yang banyak mendapatkan pujian, Finding Fanny, Padukone memainkan seorang janda muda yang melakukan perjalanan dengan teman-temannya yang tak berguna (diperankan oleh Arjun Kapoor, Naseeruddin Shah, Dimple Kapadia dan Pankaj Kapur) untuk mencari wanita bernama Fanny. Film ini diputar di Festival Film Internasional Busan ke-19; kritikus Anuj Kumar dari The Hindu menulis bahwa Padukone berhasil "lepas landas dari dandanan Bollywood-nya dan Anda dapat merasakan kebebasan dari bagasi dalam penampilannya". Kemudian pada tahun yang sama, ia beradu akting dengan Shah Rukh Khan untuk ketiga kalinya di film Farah Khan, Happy New Year. Ia berperan sebagai seorang penari bar yang melatih sekelompok penari yang kurang berprestasi untuk sebuah perlombaan menari. Sanjukta Sharma dari Mint menemukan perannya sangat penting yang hanya mengharuskannya menjadi "hal yang indah untuk ditertawakan dan dikasihani", tetapi film tersebut menjadi salah satu film-film suksesnya dengan pendapatan lebih dari ₹3,4 milyar (US$48 juta) di seluruh dunia.
Piku dan film-film sejarah dengan Sanjay Leela Bhansali (2015–sekarang)
Setelah tampil di video online Homi Adajania tentang feminisme yang berjudul My Choice, Padukone berperan sebagai arsitek Bengali keras kepala yang merawat ayahnya yang mengalami hipokondria (dimainkan oleh Amitabh Bachchan) di film komedi-drama Shoojit Sircar, Piku (2015). Ia tertarik kepada ikatan ayah-anak yang nyata yang menurutnya jarang terjadi di film Hindi. Ulasan-ulasan yang ditujukan untuk film ini positif; Tanmaya Nanda dari Business Standard memuji nada feminisme film tersebut dan menulis bahwa Padukone membuktikan bahwa "dia mampu ketika diberi sesuatu yang lebih untuk dilakukan daripada terlihat cantik dan menjadi gadis penari gila di pesta". Dengan pendapatan di seluruh dunia sebesar lebih dari ₹1,40 milyar (US$20 juta), Piku muncul sebagai film sukses di box office dan memenangkan Padukone beberapa penghargaan, termasuk penghargaan Aktris Terbaik keduanya di Screen dan Filmfare.
Kemudian pada tahun 2015, Padukone berperan sebagai seorang pebisnis yang membantu karakter Ranbir Kapoor mengatasi konfliknya dalam drama romantis Imtiaz Ali, Tamasha. Meksipun film tersebut memiliki keuntungan yang rendah, Sukanya Verma dari Rediff.com mengatakan bahwa penampilan Padukone adalah penampilan aktris terbaik pada tahun tersebut, menuliskan bahwa ia "begitu berpengaruh di Tamasha, Anda hampir seperti dapat mendengar detak jantungnya di layar". Di film terakhirnya pada tahun 2015, Padukone bertemu kembali dengan Sanjay Leela Bhansali dan Ranveer Singh di Bajirao Mastani, film drama sejarah tentang perselingkuhan tragis. Singh memerankan seorang jenderal maratha yang bernama Baji Rao I, sedangkan Priyanka Chopra dan Padukone masing-masing berperan sebagai istri pertama dan keduanya. Untuk berperan sebagai seorang prajurit sekaligus sebagai seorang putri, Padukone mempelajari pertempuran pedang, menunggang kuda, dan bentuk seni bela diri kalaripayattu. Dengan pendapatan lebih dari ₹3,5 milyar (US$49 juta), Bajirao Mastani menjadi film Bollywood terlaris keempat pada tahun tersebut.Anupama Chopra berkata bahwa Padukone "menarik", tetapi Subhash K. Jha berpendapat bahwa ia "terlalu halus dan lembut, dan tidak begitu kuat". Film ini diputar di Festival Film Internasional India; di Penghargaan Filmfare ke-61, Bajirao Mastani menerima penghargaan Film Terbaik dan Padukone menerima nominasi Aktris Terbaik keduanya pada tahun tersebut.
Di film aksi XXX: Return of Xander Cage (2017) berperan sebagai pemeran utama wanita Serena Unger bersama Vin Diesel, menjadikan proyek Hollywood pertamanya. Sambutan kritis terhadap film ini beragam. Tirdad Derakhshani dari The Philadelphia Inquirer menyebut film tersebut sebagai "tumpukan berulang dari adegan aksi membosankan yang disempurkan dengan CGI dan berpikir bahwa bakat Padukone terbuang begitu saja di film ini. Sebaliknya, Frank Scheck dari The Hollywood Reporter percaya bahwa ia berhasil "mengungguli" daripada Diesel sampai "hampir [mencuri] film tersebut". Film tersebut berhasil meraup pendapatan lebih dari US$345 juta di seluruh dunia yang kebanyakan diperoleh dari box office Tiongkok. Padukone menerima tiga nominasi di Teen Choice Awards dan kemudian tampil di item number (lagu tema) di film drama romantis Raabta.
Pada tahun 2018, Padukone memerankan Rani Padmavati, seorang ratu Rajput yang melakukan jauhar (bakar diri) bertujuan untuk melindungi dirinya dari penjajah Muslim bernama Alauddin Khilji di drama sejarah Padmaavat; ini menandakan kolaborasi ketiganya dengan Bhansali dan Singh. Padukone ditantang oleh keharusan untuk menyampaikan keberanian karakternya melalui keheningan dan menganggap peran ini sebagai peran paling melelahkan dalam kariernya. Ia membaca buku-buku sejarah era tersebut dan mencari tahu berbagai kisah-kisah sejarah Padmavati.Kelompok Hindu sayap kanan berspekulasi bahwa film ini menggambarkan hubungan romantis antara Padmavati dan Khilji; mereka memprotes keras film ini dan memberikan hadiah bagi siapapun yang berani memenggal Padukone dan Bhansali. Setelah adanya penangguhan dalam perilisannya, film tersebut akhirnya diizinkan tayang setelah dilakukan beberapa modifikasi.Anna M. M. Vetticad dari Firstpost mengkritik pengagungan film tersebut terhadap jauhar, tetapi memuji Padukone yang berhasil mengatasi penulisan yang sarat stereotip". Ankur Pathak dari HuffPost juga mencatat tema regresif film ini tetapi meskipun begitu Padukone telah memainkan perannya dengan "keanggunan yang terkendali". Dengan anggaran diperkirakan sebesar ₹2 milyar (US$28 juta), Padmaavat adalah salah satu film India dengan biaya produksi termahal dan dengan pendapatan sebesar ₹5,45 milyar (US$76 juta), film ini menjadi film terlaris yang dibintangi Padukone dan salah satu film India terlaris. Ia juga mendapatkan nominasi Aktris Terbaik di Filmfare.
Padukone juga akan berperan sebagai orang yang selamat dari serangan asam di film drama Chhapaak yang diangkat dari kisah nyata Laxmi Agarwal garapan Meghna Gulzar, yang akan menjadi film pertama yang akan diproduksi Padukone dibawah perusahaan barunya KA Entertainment. Ia juga akan memerankan kembali perannya sebagai Serena Unger di seri keempat dari seri film XXX.
Kehidupan pribadi dan pekerjaan di luar layar
Padukone berbagi ikatan yang erat dengan keluarganya, mengunjungi mereka secara teratur di kampung halamannya di Bengaluru. Ia tinggal sendiri di Prabhadevi, sebuah daerah di Mumbai dan mengaku bahwa ia merindukan kehadiran keluarganya disini. Ia berkata, "Aku merindukan mereka, tapi untungnya aku punya kehidupan sendiri yang menahanku dari kerinduan akan kampung halaman. Aku tidak ingin mencabut kehidupan mereka dari Bengaluru hanya agar mereka dapat bersama saya." Seorang Hindu yang taat, Padukone menanggap agama sebagai aspek penting di kehidupannya dan sering mengunjungi kuil dan tempat suci keagamaan lainnya.
Saat syuting film Bachna Ae Haseeno pada tahun 2008, Padukone memulai hubungan romantis dengan lawan mainnya, Ranbir Kapoor. Dia berbicara secara terbuka mengenai hubungan tersebut dan memiliki tato inisial nama Kapoor di tengkuknya. Ia berkata bahwa hubungan tersebut membawa efek mendalam baginya, menjadikannya lebih percaya diri dan mudah bergaul. Media India berspekulasi mengenai pertunangan dan melaporkan bahwa ini telah dilangsungkan pada November 2008, meskipun Padukone pernah menyatakan bahwa ia tidak punya rencana untuk menikah selama lima tahun ke depan. Pasangan ini putus setahun kemudian; ia mengaku dalam sebuah wawancara bahwa ia merasa dikhianati sejak lama. Dalam sebuah wawancara pada tahun 2010, Padukone menuduhnya berselingkuh dan Kapoor kemudian mengakuinya. Mereka memperbaiki hubungan persahabatan mereka saat mengerjakan film Yeh Jawaani Hai Deewani. Padukone kemudian menjadi segan untuk berbicara mengenai kehidupan pribadinya, tetapi pada tahun 2017 ia dengan penuh kasih membicarakan hubungannya dengan aktor Ranveer Singh yang sering menjadi lawan mainnya. Pada November 2018, pasangan ini menikah dalam upacara tradisional Konkani dan Sindhi di Danau Como, Italia.
Selain akting, Padukone juga menulis kolom opini dan terlibat dengan majalah kesehatan dan kebugaran wanita. Ia juga mendukung organisasi amal dan tampil di pertunjukan panggung. Pada tahun 2009, ia direkrut oleh Hindustan Times untuk menulis kolom mingguan untuk bagian gaya hidup mereka; melalui kolom-kolom tersebut ia berinteraksi dengan penggemarnya dan menyampaikan rincian kehidupan pribadi dan profesionalnya. Pada tahun tersebut, ia berpartisipasi di maraton World 10K Bangalore yang mengumpulkan uang sebanyak ₹13,1 juta (US$180,000) untuk mendukung 81 lembaga swadaya masyarakat. Pada tahun 2010, Padukone mengadopsi desa Ambegaon di Maharashtra sebagai bagian dari NDTV's Greenathon Campaign untuk menyediakan pasokan listrik reguler bagi desa tersebut. Ia mengunjungi jawan (pasukan) India di Jammu untuk episode spesial Hari Kemerdekaan di acara realitas NDTV Jai Jawaan.
Padukone mengambil bagian di upacara pembukaan Liga Primer India 2010 di Stadion DY Patil di Navi Mumbai. Tiga tahun kemudian, ia tampil bersama Shah Rukh Khan, Katrina Kaif, dan Pitbull untuk edisi keenam dari Liga Primer India. Pada tahun 2014, ia berpartisipasi dalam konser tur sepanjang Amerika Utara bernama "SLAM! The Tour" yang turut menampilkan pemeran-pemeran Happy New Year. Padukone juga ikut terlibat dengan tim Olympic Gold Quest, didirikan oleh ayahnya dan Geet Sethi untuk mendukung atlet India di Olimpiade, bersama dengan tokoh olahraga seperti Leander Paes dan Viswanathan Anand dan beberapa aktor lainnya. Pada tahun 2013, ia meluncurkan merek pakaian untuk wanita dalam kerja samanya dengan Van Heusen. Dua tahun kemudian, Padukone berkolaborasi dengan portal busana Myntra untuk meluncurkan merek lain di bawah mereknya "All About You". Pada tahun 2019, ia ditunjuk sebagai ketua Mumbai Academy of the Moving Image.
Padukone aktif menyuarakan isu-isu seperti feminisme dan pernah berkata, "Feminisme bukan tentang menjadi agresif; ini tentang mencapai puncak namun tetap bersikap lembut. Ini adalah tentang menjadi diri sendiri — feminin, kuat, dan penuh tekad." Dalam sebuah wawancara pada tahun 2015, Padukone berbicara tentang pengalaman pribadinya dalam mengatasi depresi dan pada bulan Oktober tahun tersebut, ia mendirikan sebuah yayasan yang menciptakan kesadaran akan kesehatan mental di India, bernama The Live Love Laugh Foundation. Pada tahun berikutnya, ia meluncurkan sebuah kampanye bernama More Than Just Sad yang bertujuan untuk membantu para dokter umum dalam perawatan mereka terhadap pasien yang menderita depresi ataupun kecemasan. Pada tahun 2016 juga, yayasan tersebut bekerja sama dengan Facebook dan organisasi AASRA untuk meluncurkan alat multibahasa dan sumber daya pendidikan di situs jejaring Facebook untuk mendukung orang-orang dengan kecenderungan bunuh diri. Padukone menjadi duta besar untuk LSM Indian Psychiatric Society dan pada hari jadi pertama yayasannya, kedua organisasi ini berkolaborasi untuk meluncurkan sebuah video dan kampanye poster #DobaraPoocho yang didedikasikan untuk para korban dan orang yang selamat dari depresi.
Di media
Pada tahun 2013, wartawan Vir Sanghvi menggambarkan Padukone sebagai seseorang yang "kuat, seseorang yang dapat membuat keputusannya sendiri, [dan] memiliki motivasi dalam dirinya." Dia sangat dikenal di media sebagai seseorang yang profesional, pemeran yang disiplin yang "mengutamakan pekerjaan atas di atas segalanya". Seorang pengulas untuk Rediff.com menggambarkan kepribadiannya yang "sederhana," "membumi," dan "mudah didekati" dan menulis, "Dia menerima kritik dengan tenang, mengakui keterbatasannya dan berusaha untuk bekerja keras agar menjadi lebih baik. Dia menangani pujian dengan ketenangan yang sama." Ayan Mukerji (direktur Yeh Jawaani Hai Deewani) menganggapnya sebagai "seorang wanita yang akan main-main denganmu tetapi kamu akan senang untuk membawanya pulang menemui ibumu juga." Padukone telah memiliki akun Twitter sejak 2010, dan meluncurkan halaman Facebook resmi pada tahun 2013. Dia adalah wanita Asia dengan pengikut paling banyak Twitter.
Padukone dianggap sebagai salah satu selebriti yang paling populer dan selebriti kalangan atas di India. Menganalisis kariernya, Reuters menerbitkan bahwa setelah melakukan debut sukses dengan Om Shanti Om, ia tampil dalam serangkaian film yang membuat para kritikus mencapnya sebagai "kayu" dan "mengejek aksennya."The Indian Express menambahkan, "Beberapa waktu lalu setelah beberapa panggilan naskah tidak bijaksana dan publik meledakkan hubungannya dengan Ranbir Kapoor, Deepika tercoreng. Pujian kepada profesionalisme, dedikasi, kedisiplinan, dan ketekunannya yang selalu dipuji-puji yang berhasil ia bangkitkan kembali." Menyusul keberhasilan besar dari film Cocktail, Yeh Jawaani Hai Deewani, dan Chennai Express, beberapa publikasi media mulai mengkreditnya sebagai aktris kontemporer paling sukses di India. Pada tahun 2017, India Today menampilkan Padukone di antara 50 orang terkuat di India. Edisi global Forbes memasukannya ke dalam peringkat sepuluh dalam daftar aktris dengan bayaran tertinggi di dunia pada tahun 2016 dan 2018, majalah ini menempatkannya sebagai selebritas wanita berpenghasilan tertinggi di India. Dari tahun 2014–2016 dan pada tahun 2018, ia adalah wanita berperingkat tertinggi di edisi India dari Forbes Celebrity 100 (sebuah daftar berdasarkan pendapatan dan popularitas selebritas), memuncak di posisi keempat pada tahun 2018 dengan pendapatan tahunan yang diperkirakan sebesar lebih dari ₹1,12 milyar (US$16 juta). Pada tahun 2018 juga, majalah Time menamai Padukone salah satu dari 100 orang paling berpengaruh di dunia, Variety menampilkannya di dalam daftar 50 wanita paling berdampak di dunia, dan sebuah firma riset pasar bernama YouGov menempatkannya di posisi ke-13 sebagai wanita yang paling dikagumi di dunia.
Padukone dianggap sebagai simbol seks dan ikon gaya di India – media mengutip sosok, tinggi 174 m (570 ft 10+1⁄2 in), senyuman, dan matanya sebagai ciri fisiknya yang khas. Aktris ini juga berada di peringkat tinggi dalam berbagai daftar selebritas paling menarik di India. Pada tahun 2008, ia memuncaki "Hot 100 List" Maxim India dan pada tahun 2012, ia dinamai "Wanita Paling Cantik di India" oleh edisi India dari majalah People. Padukone sering ditampilkan di daftar "Wanita Paling Diinginkan" versi The Times of India, memuncaki daftar tahun 2012 dan 2013. Pada tahun 2010 dan 2014, ia dinamai "Wanita Terseksi Di Dunia" oleh edisi India dari FHM dan ia dipilih oleh majalah Inggris Eastern Eye sebagai "Wanita Asia Terseksi" pada tahun 2016 dan 2018. Memperhatikan selera berpakaiannya, Filmfare memujinya sebagai salah satu dari "beberapa aktris yang bereksperimen dengan warna, potongan, dan siluet." Di buku kebugaran The Four-Week Countdown Diet, aktris ini dikutip oleh Namita Jain sebagai "panutan utama untuk gaya hidup yang sehat, pas, dan aktif."
Padukone adalah celebrity endroser aktif untuk beberapa merek dan produk, seperti Tissot, Maybelline, Coca-Cola, L'Oreal Paris, dan lain-lain. Pada tahun 2016, Business Standard melaporkan bahwa Padukone menghasilkan ₹50 juta (US$700,000) sampai ₹60 juta (US$840,000) per kesepakatan endrosement dan TAM AdEX menyebut Padukone sebagai sosok yang paling sering terlihat di layar kaca di India pada tahun tersebut. Pada tahun 2016, Duff & Phelps memperkirakan nilai merek-nya sebesar US$86 juta, tertinggi ketiga dari selebritas India.
Penghargaan
Padukone adalah penerima tiga Penghargaan Filmfare: Debut Perempuan Terbaik untuk Om Shanti Om (2007) dan dua penghargaan Aktris Terbaik untuk Goliyon Ki Raasleela Ram-Leela (2013) dan Piku (2015).
Bacaan tambahan
- Ajwani, Deepak; Paul, Cuckoo (26 Desember 2013). "Deepika Padukone: Living a Fairytale". Forbes. Pemeliharaan CS1: Banyak nama: authors list (link)
Pranala luar
- Situs web resmi
- Deepika Padukone di IMDb (dalam bahasa Inggris)
- (Inggris) Deepika Padukone di Rotten Tomatoes
Umum | |
---|---|
Perpustakaan nasional | |
Lain-lain |