Продолжая использовать сайт, вы даете свое согласие на работу с этими файлами.
Evolusi tulang pendengaran mamalia
Evolusi tulang pendengaran mamalia adalah salah satu peristiwa evolusi yang paling penting dan paling terdokumentasikan, memperlihatkan banyak sekali bentuk peralihan selain juga contoh yang bagus mengenai eksaptasi, penujuan kembali struktur yang telah ada selama evolusi.
Pada reptil, gendang telinga terhubung dengan telinga dalam melalui tulang tunggal, yaitu stapes, sementara rahang atas dan rahang bawahnya memiliki beberapa tulang yang tidak dimiliki oleh mamalia. Seiring evolusi mamalia, satu tulang rahang atas dan rahang bawah (artikuler dan kuadratus) kehilangan fungsi mereka dalam sendi rahang dan memperoleh fungsi baru di telinga tengah, terhubungan dengan stapes dan membentuk rangkaian tiga tulang (secara keseluruhan disebut tulang pendengaran) yang memperbesar suara dan membuat pendengaran lebih tajam. Pada mamalia, tiga tulang ini disebut malleus, incus, dan stapes (nama lainnya adalah tulang martil, landasan, dan sanggurdi).
Bukti bahwa malleus dan incus sepancaran dengan artikuler dan kaudratus reptil pada awalnya bersifat embriologis, dan sejak adanya penemuan ini, telah banyak ditemukan bukti fosil peralihan yang mendukung kesimpulan ini dan menunjukkan rincian sejarah peralihannya. Evolusi stapes sendiri merupakan peritiwa yang sangat awal dan sangat berbeda.
Catatan kaki
Pranala luar
- Theobald D (2004). "29+ Evidences for Macroevolution: Part 1, Example 2: reptile-mammals". TalkOrigins. Diakses tanggal 2009-06-17.
- Cuffey CA (2001). "The Fossil Record: Evolution or "Scientific Creation": Mammal-Like Reptiles". GCSSEPM Foundation. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2009-05-01. Diakses tanggal 2009-06-17.
-
Matzke N (2005). "The testimony of Kevin Padian in Kitzmiller v. Dover". sciohost.org. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2009-04-14. Diakses tanggal 2009-06-17.
Based on testimony by Kevin Padian in the case of Kitzmiller v. Dover