Продолжая использовать сайт, вы даете свое согласие на работу с этими файлами.
Hiperplasia prostat jinak
Hiperplasia prostat jinak | |
---|---|
Diagram prostat yang normal (kiri) dan hiperplasia prostat jinak (kanan) | |
Informasi umum | |
Spesialisasi | Urologi |
Penyebab | Tidak jelas |
Faktor risiko | Sejarah kemunculan kondisi pada keluarga, kegemukan, diabetes tipe 2, jarang olahraga, disfungsi ereksi |
Aspek klinis | |
Awal muncul | Umur lebih dari 40 |
Tata laksana | |
Perawatan | Mengubah gaya hidup, obat-obatan, sejumlah prosedur, operasi |
Prevalensi | 105 juta di seluruh dunia (2015) |
Hiperplasia prostat jinak atau pembesaran prostat jinak (bahasa Inggris: Benign prostatic hyperplasia) adalah suatu kondisi ketika kelenjar prostat mengalami pembengkakan yang bukan kanker. Gejala-gejalanya dapat berupa sering ingin buang air kecil (khususnya pada malam hari), kesulitan untuk mulai buang air kecil, aliran urin yang tersendat, ketidakmampuan untuk buang air kecil, dan hilangnya kendali atas kandung kemih.
Penyebab kondis ini tidak diketahui. Faktor risiko meliputi sejarah kemunculan kondisi pada keluarga, kegemukan, diabetes tipe 2, jarang olahraga, dan disfungsi ereksi. Obat-obatan seperti pseudoefedrin, antikolinergik, dan penghambat kanal kalsium dapat memperburuk gejalanya. Mekanisme yang memicu kondisi ini adalah prostat yang menekan uretra, sehingga sulit untuk mengeluarkan urin dari kandung kemih.
Cara mengobatinya adalah dengan mengubah gaya hidup, obat-obatan, sejumlah prosedur, dan operasi.
Terdapat sekitar 105 juta orang di seluruh dunia yang terkena hiperplasia prostat jinak. Kondisi ini biasanya mulai muncul pada usia 40. Setengah laki-laki berumur 50 atau lebih terserang kondisi ini. Setelah umur 80, terdapat sekitar 90% laki-laki yang mengidap hiperplasia prostat jinak. Walaupun kadar prostat spesifik antigen dapat naik pada laki-laki yang mengidap kondisi ini, risiko kanker prostat tidak akan bertambah.