Продолжая использовать сайт, вы даете свое согласие на работу с этими файлами.
Hipotiroidisme
Hipotiroidisme | |
---|---|
Gejala hipotiroidisme yang tampak pada bayi berusia 6 bulan. | |
Informasi umum | |
Spesialisasi | Endokrinologi |
Hipotiroidisme adalah istilah yang mengacu pada simtoma menurunnya sintesis dan sekresi hormon tiroid dari kelenjar tiroid.
Pada umumnya, penyebab hipotiroidisme adalah kurangnya asupan gizi berupa iodina atau yodium. Hipotiroidisme transien, dapat terjadi setelah konsumsi iodina dalam jumlah banyak yang menginduksi kelainan enzimatik ringan yang menyebabkan terhambatnya sintesis hormon pada kelenjar tiroid, yang dikenal sebagai efek Wolff-Chaicoff.
Radang pada kelenjar tiroid juga dapat menyebabkan hipotiroidisme, seperti pada penyakit Hashimoto tiroiditis. Penyebab lain dapat berupa:
- Radiasi yang digunakan untuk menangani beberapa jenis kanker
- Obat-obatan yang digunakan untuk menangani hipertiroidisme
- Mutasi gen dengan ekspresi berupa tiroperoksidase, sebuah enzim pengikat heme yang terdapat pada membran tirosit.
- Mutasi gen DEHAL1 dengan ekspresi berupa iodotirosina deiodinase, sebuah enzim yang mengambil molekul iodina dari residu senyawa iodotirosina guna keperluan biosintesis hormon oleh kelenjar tiroid.
- Mutasi gen THOX2 dengan ekspresi berupa tiroid oksidase-2.
- Tingginya rasio plasma iodotironina deiodinase, keluarga enzim yang mempercepat lintasan katabolisme hormon tiroid.
- Tingginya rasio plasma selenium, senyawa yang menghambat aktivitas enzim iodotironina deiodinase.
Beberapa gejala umum dari hipertiroidisme adalah kelelahan, kram otot, depresi, kepucatan, gondok, osteoporosis, dan kurang keringat.
Hipotiroidisme dapat menyebabkan komplikasi dengan hipogonadisme, chronic progressive external ophthalmoplegia (CPEO), lemah otot, atrofi, laktikasidemia dan piruvikasidemia, yang diduga disebabkan oleh disfungsi sitokrom. Dari data hasil biopsi pada sel otot, diketahui terjadi 50% defisiensi COX dengan 58% penurunan cyt.aa3 dan 41% penurunan cyt.b.
Pada jantung, penderita hipotiroidisme mengalami penurunan denyut jantung, penurunan daya kontraksi dan fungsi diastolik, penurunan output kardiak dan peningkatan resistansi vaskular sistemik; yang menyebabkan peningkatan tekanan diastolik dan penurunan tekanan sistolik. Oleh karena terjadi peningkatan serum kolesterol, penderita menjadi lebih rentan terhadap aterosklerosis dan penyakit jantung koroner.
Klasifikasi
Hipotiroidisme terbagi menjadi tipe primer, yang disebabkan oleh kurangnya fungsi kelenjar tiroid; dan tipe sekunder yang disebabkan oleh kurangnya pasokan hormon TSH dari sekresi kelenjar hipofisis, atau kurangnya pasokan hormon TRH hasil sekresi kelenjar hipotalamus.
Primer
Kondisi primer dapat disebabkan oleh konsumsi obat-obatan seperti amiodaron dan litium, sitokina interferon-α dan penghambat tirosina kinase seperti Sunitinib yang sering digunakan dalam pengobatan kanker. Bayi juga dapat mengalami kondisi primer, yang disebut congenital hypothyroidism akibat agenesis atau disgenesis kelenjar tiroid oleh karena asupan obat anti-tiroid pada ibu hipertiroid yang sedang mengandung.
Kondisi primer juga dapat dialami oleh para ibu pada masa 1 tahun setelah melahirkan, oleh karena peningkatan antibodi anti-tiroid setelah persalinan. Hal ini lazim disebut postpartum thyroiditis. Pada kondisi ini, ibu akan mengalami hipertiroidisme ringan segera setelah persalinan, kemudian lambat laun kondisi akan bergeser menjadi hipotiroidisme yang dapat bertahan dengan jangka 6 bulan hingga lebih dari 4 tahun.
Pengobatan
Hipotiroidisme memiliki efek yang biasanya lebih ringan daripada hipertiroidisme dan dapat dengan mudah diobati dengan obat oral.