Мы используем файлы cookie.
Продолжая использовать сайт, вы даете свое согласие на работу с этими файлами.
KRI dr. Soeharso (990)
Другие языки:

KRI dr. Soeharso (990)

Подписчиков: 0, рейтинг: 0
KRI dr. Soeharso 990
Satuan Kapal Bantu Koarmada II
Lambang Satuan Koarmada I.png
Logo Koarmada I
Dibentuk 17 September 2007
Negara Indonesia Indonesia
Cabang TNI Angkatan Laut
Tipe unit Kapal Kesehatan
Bagian dari Satuan Kapal Bantu Komando Armada II
Moto Chudaka Jala Dharma Bhakti Nuswantara
Situs web www.koarmada2.tnial.mil.id
KRI dr. Soeharso (990)KRI dr. Soeharso (990) sewaktu masih bernama Tanjung Dalpele
Karier (ID) Indonesia
Dipesan 2002
Produksi Daesun Shipbuildings & Engineering Co. Ltd, Korea Selatan
Mulai dibuat 2003
Diluncurkan Dec 2003
Ditugaskan 2003
Nama sebelumnya KRI Tanjung Dalpele (972)
Status Masih bertugas
Pelabuhan utama Surabaya
Karakteristik umum
Berat benaman 11,394 ton (berat kosong)
16,000 ton (berat penuh)
Panjang 122 m (400,26 ft)
Lebar 22 m (72,18 ft)
Draft 49 m (160,76 ft)
Kecepatan 12 knots
Sekoci 2 × Landing Craft Utility,1x RHIB
Awak kapal 400 orang
Pesawat 3 × Helikopter

KRI dr. Soeharso (990) (sebelumnya bernama KRI Tanjung Dalpele (972)) adalah kapal Bantu Rumah Sakit (BRS). Awalnya kapal ini berfungsi sebagai Bantu Angkut Personel (BAP) bernama KRI Tanjung Dalpele (972), karena perubahan fungsi maka pada tanggal 17 September 2008 di Pelabuhan Tanjung Emas, Semarang, dikukuhkan oleh KASAL saat itu Laksamana TNI Slamet Soebijanto.

Sejarah

Pada saat bernama KRI Tanjung Dalpele (972), kapal ini adalah kapal serba guna yang berfungsi sebagai kapal bantu angkut personel (BAP), kapal bantu rumah sakit (BRS) serta dapat mendaratkan dua heli jenis Super Puma.

Kapal ini diklasifikasikan sebagai kapal LPD (Landing Platform Dock). Nama Dalpele diambil dari sebuah tanjung yang terletak di pulau paling timur gugusan pulau di Provinsi Papua. Nama tanjung tersebut diabadikan sebagai nama KRI karena di tempat itu para sukarelawan yang terdiri atas putra-putri terbaik Indonesia rela mengorbankan jiwa ketika berlangsungnya operasi Komando Trikora untuk membebaskan Irian Barat. Kapal produksi Daesun Shipbuilding and Eng.Co.Ltd Pusan Korea Selatan ini tiba di Indonesia 21 September 2003.

Seiring dengan kebutuhan TNI AL secara umum dalam menjalankan tugas-tugas negara, TNI AL memesan 2 unit kapal yang menyerupai kapal ini dan telah beroperasi dan diberi nama KRI Surabaya dan KRI Makassar.

Nama dr. Soeharso diambil dari nama seorang dokter orthopedi (dokter ahli bedah tulang) yakni Prof. dr. Soeharso nama yang sama dengan nama rumah sakit orthopedi dan rehabilitasi di Solo. Ia telah banyak berjasa selama masa perjuangan kemerdekaan membantu menolong dan merehabilitasi pejuang yang mengalami cacat anggota gerak tangan dan kaki akibat peperangan.

Desain

Kapal ini berbobot 11.394 ton kosong dan 16.000 ton berisi penuh. Kapal sepanjang 122 meter, lebar 22 m, dan draft 4,9 m ini mempunyai geladak yang panjang dan luas sehingga mampu mengoperasikan dua buah helikopter sekelas Super puma sekaligus.

Kapal ini juga dilengkapi sebuah hanggar untuk menampung helikopter satu lagi dan juga melakukan perawatan terhadap helikopter. Sebagai kapal rumah sakit, telah disediakan 1 ruang UGD,1 ruang ICU,1 ruang post operasi (RR), 3 ruang bedah(2 steril, 1 non steril), 6 ruang poliklinik, 14 ruang Penunjang Klinik dan 2 ruang perawatan dengan kapasitas masing-masing 20 tempat tidur.

Kapal ini memiliki 75 anak buah kapal (ABK), 65 staf medis dan mampu menampung 40 pasien rawat inap. Jika dalam keadaan darurat, KRI DR Soeharso juga dapat menampung 400 pasukan dan 3000 penumpang.

Dalam fungsinya sebagai kapal angkut, kapal ini mampu mengangkut 14 truk/tank dengan bobot per truk/tank 8 ton, 3 helikopter tipe Super Puma, 2 Landing Craft Unit (LCU) tipe 23 M dan 1 hovercraft.

Persenjataan, kapal ini dilengkapi senjata 2 pucuk meriam Penangkis Serangan Udara (PSU) Rheinmetall 20mm

Tenaga penggeraknya adalah mesin diesel.

Komandan kapal

  1. Letkol Laut (P) Prasetyo (2003—2005)
  2. Letkol Laut (P) Estu Prabowo (2005—2007)⭐⭐
  3. Letkol Laut (P) Purwanto (2007—2008)
  4. Letkol Laut (P) Hadi Prayitno (2008)
  5. Letkol Laut (P) Indarto Budiarto (2008)⭐
  6. Letkol Laut (P) Basri Mustari (2008—2009)
  7. Letkol Laut (P) Heribertus Yudho Warsono (2009—2011)
  8. Letkol Laut (P) Ari Widyatmoko (2011—2012)
  9. Letkol Laut (P) Dede Burhanudin (2012—2013)
  10. Letkol Laut (P) I Putu Darjatna (2013—2014)
  11. Letkol laut (P) Slamet Hariono (2014—2015)
  12. Letkol Laut (P) Ashari Alamsyah (2015—2016)
  13. Letkol Laut (P) Asep Budiman (2016—2017)
  14. Letkol Laut (P) Alfred Daniel Matthews (2017—2018)
  15. Letkol Laut (P) Joko Setiyono, S.E., M.Tr.Hanla. (2018—2020)
  16. Letkol Laut (P) Agus Joko Sulistya (2020—2023)
  17. Letkol Laut (P) Mahfud Effendi, M.Tr.Hanla., CHRMP. (2023—Sekarang)

Riwayat Penugasan

Lihat Juga

Catatan kaki

Pranala luar


Новое сообщение