Продолжая использовать сайт, вы даете свое согласие на работу с этими файлами.
Kumena
| |||
Nama | |||
---|---|---|---|
Nama IUPAC (preferensi)
(Propan-2-il)benzena | |||
Nama lain
| |||
Penanda | |||
|
|||
Model 3D (JSmol)
|
|||
3DMet | {{{3DMet}}} | ||
ChEBI | |||
ChemSpider |
|
||
Nomor EC | |||
KEGG |
|
||
PubChem CID
|
|||
Nomor RTECS | {{{value}}} | ||
UNII | |||
CompTox Dashboard (EPA)
|
|||
| |||
| |||
Sifat | |||
C9H12 | |||
Massa molar | 120,20 g·mol−1 | ||
Penampilan | cairan tak berwarna | ||
Bau | tajam, seperti-bensin | ||
Densitas | 0.862 g cm−3, cair | ||
Titik lebur | −96 °C (−141 °F; 177 K) | ||
Titik didih | 152 °C (306 °F; 425 K) | ||
dapat diabaikan | |||
Kelarutan | larut dalam aseton, eter, etanol | ||
Tekanan uap | 8 mm (20 °C) | ||
-89.53·10−6 cm3/mol | |||
Indeks bias (nD) | 1.4915 (20 °C) | ||
Viskositas | 0.777 cP (21 °C) | ||
Bahaya | |||
Bahaya utama | mudah terbakar | ||
Frasa-R | R10,R37,R51/53,R65 | ||
Frasa-S | S24,S37,S61,S62 | ||
Titik nyala | 43 °C (109 °F; 316 K) | ||
424 °C (795 °F; 697 K) | |||
Ambang ledakan | 0.9-6.5% | ||
Dosis atau konsentrasi letal (LD, LC): | |||
LD50 (dosis median)
|
12750 mg/kg (oral, mencit) 1400 mg/kg (oral, tikus) |
||
LC50 (konsentrasi median)
|
200 ppm (mencit, 7 j) | ||
LCLo (terendah tercatat)
|
8000 ppm (tikus, 4 j) | ||
Batas imbas kesehatan AS (NIOSH): | |||
PEL (yang diperbolehkan)
|
TWA 50 ppm (245 mg/m3) [kulit] | ||
REL (yang direkomendasikan)
|
TWA 50 ppm (245 mg/m3) [kulit] | ||
IDLH (langsung berbahaya)
|
900 ppm | ||
Senyawa terkait | |||
Senyawa terkait
|
etilbenzena toluena benzena |
||
Kecuali dinyatakan lain, data di atas berlaku pada temperatur dan tekanan standar (25 °C [77 °F], 100 kPa). | |||
Y verifikasi (apa ini YN ?) | |||
Referensi | |||
Kumena (isopropilbenzena) adalah suatu senyawa organik berbasis hidrokarbon aromatik dengan substitusi alifatik. Senyawa ini merupakan penyusun minyak mentah dan bahan bakar olahan. Senyawa ini adalah cairan tak berwarna yang mudah terbakar dengan titik didih 152 °C. Hampir semua kumena yang diproduksi sebagai senyawa murni pada skala industri dikonversi menjadi kumena hidroperoksida, yang merupakan zat antara dalam sintesis bahan kimia industri yang penting lainnya, terutama fenol dan aseton.
Produksi
Produksi komersial kumena dilakukan melalui alkilasi Friedel–Crafts pada benzena dengan propilena. Produksi kumena menyumbang sekira 20% dari permintaan global benzena. Rute awal untuk pembuatan kumena dilakukan melalui alkilasi benzena dalam fasa cair menggunakan asam sulfat sebagai katalis, namun karena sulitnya menetralkan reaksi tersebut serta membutuhkan tahapan daur ulang, dan masalah korosi, proses ini kemudian digantikan. Sebagai alternatif, padatan asam fosfat (SPA) terdukung pada alumina digunakan sebagai katalis. Sejak pertengahan 1990-an, produksi komersial zat ini digantikan dengan katalis berbasis-zeolit. Dalam proses ini, efisiensi produksi kumena umumnya mencapai 70-75%. Komponen yang tersisa dari proses ini terutama benzena polisopropil. Pada tahun 1976, proses peningkatan kumena yang menggunakan aluminium klorida sebagai katalis telah dikembangkan. Konversi keseluruhan kumena melalui proses ini dapat mencapai 90%.
Penambahan dua ekivalen propilena menghasilkan diisopropilbenzena (DIPB). Menggunakan transalkilasi, DIPB sebanding dengan benzena.
Keamanan
Kumena membentuk peroksida jika terpapar lama di udara. Uji peroksida secara rutin dilakukan sebelum pemanasan atau penyulingan.
Pranala luar
- (Inggris) National Pollutant Inventory - Cumene fact sheet Diarsipkan 2005-06-24 di Wayback Machine.
- (Inggris) Cumene Production from Benzene and Propylene Using Aluminum Chloride Catalyst
Hidrokarbon alifatik jenuh |
|
||||||||||||||||||||||||
---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|
Hidrokarbon alifatik tak jenuh |
|
||||||||||||||||||||||||
Hidrokarbon aromatik |
|
||||||||||||||||||||||||
Lain-lain |
Umum | |
---|---|
Lain-lain |