Продолжая использовать сайт, вы даете свое согласие на работу с этими файлами.
Misogi
Misogi (禊) adalah ritual penyucian seluruh tubuh yang dilakukan oleh pemeluk kepercayaan Shinto Jepang. Misogi berkaitan dengan ritual Shinto lain yang disebut Harae – keduanya sering disebut bersama-sama sebagai Misogiharae (禊祓).
Di Kyoto, orang-orang membasuh badan mereka dengan aliran air terjun Otowa no Taki (Suara-Sayap) di Kuil Kiyomizu, walaupun sebagian besar hanya meminum airnya alih-alih diguyur langsung oleh air terjun. Setiap tahun, banyak peziarah yang mengunjungi air terjun, danau, dan sungai suci, secara pribadi maupun bersama rombongan, untuk melakukan misogi. Gunung Ontake, Pegunungan Kii, dan Gunung Yoshino adalah contoh tempat kuno terkenal untuk melakukan misogi di Jepang. Kuil Agung Tsubaki di Amerika mengadakan misogi setiap pagi di aliran air terjun Konryu Myojin no Taki.
Sebelum melakukan misogi, para anggota melalui semacam penyucian awal terlebih dahulu. Umumnya mereka melantunkan doa-doa, berpuasa, atau melakukan ibadah fisik lainnya. Wanita yang ikut misogi mengenakan kimono (jubah), sementara yang laki-laki mengenakan fundoshi (cawat). Baik pria maupun wanita memakai ikat kepala. Jika sudah siap, dilakukanlah furitama (降り魂) atau "menggetarkan arwah" dengan melekatkan tangan di perut dan menggoyangkannya ke atas dan ke bawah. Tujuan dilakukannya hal ini adalah untuk menyelaraskan raga dengan arwah di dalam. Setelahnya dilakukan semacam "pemanasan" atau kalistenik (tori-fune 鳥船, mendayung "perahu burung"). Kedua praktik di atas biasanya disertai dengan lantunan doa atau mantra. Kemudian, sang pemimpin akan mulai membaca doa atau mantra untuk mengeluarkan arwah. Para peserta lalu "berbicara" dengan mereka, dalam keadaan "menyatu" dengan kami.
Latihan di atas dilakukan agar peserta bisa meningkatkan metabolisme, dan beberapa kelompok menyertainya dengan latihan pernapasan dalam. Terkadang peserta ditaburi garam suci dan diberi sake untuk diludahkan di air terjun sebanyak tiga kali kumur. Kadang juga, peserta diberi garam untuk ditabur di air terjun saat mereka melakukan misogi. Di beberapa kelompok, sang pemimpin akan menghitung hingga sembilan dan mengibas-ngibaskan udara sambil berteriak "yei!" untuk mengusir semua yang tidak suci. Para peserta kemudian memasuki air terjun sembari terus mengucapkan harai tamae kiyome tamae rokkon shōjō (祓い給え清め給え六根清浄). Kalimat ini meminta para kami untuk menyucikan seluruh aspek manusia, yaitu enam unsur pembentuk, lima indera, dan pikiran. Detail praktik ritual ini berbeda dari satu kelompok ke kelompok lain.
Misogi juga digunakan di dalam seni bela diri, terutama aikido, untuk menyiagakan pikiran dan mengembangkan Dantian, atau pusat energi. Pendiri aikido, Morihei Ueshiba, secara reguler menggunakan metode meditasi ini untuk menyempurnakan latihannya. Sumur Sen Shin tei Misogi di Markas Ki Society di Jepang juga merupakan tempat terkenal untuk melakukan misogi dengan air dingin sebelum matahari terbit.
Lihat juga
Bacaan lanjutan
- Fisher, Mary Pat. Living Religions, 5th ed. Prentice Hall.