Мы используем файлы cookie.
Продолжая использовать сайт, вы даете свое согласие на работу с этими файлами.

Paradoks Peto

Подписчиков: 0, рейтинг: 0
Gambar paus biru. Jika insiden kanker berkorelasi dengan besar tubuh karena jumlah sel pada hewan yang besar itu jauh lebih besar, seharusnya kanker lebih sering terjadi pada hewan seperti paus biru, tetapi yang terjadi malah sebaliknya. Insiden kanker pada tikus dan manusia jauh lebih besar dari paus, dan paus bahkan dikatakan tidak bisa terkena kanker.

Paradoks Peto adalah hasil pengamatan yang menyatakan bahwa insiden kanker di tingkat spesies tidak berkorelasi dengan jumlah sel dalam suatu organisme. Sebagai contoh, insiden kanker pada manusia jauh lebih tinggi daripada paus, padahal paus punya jauh lebih banyak sel daripada manusia akibat besar tubuhnya. Hal ini bertentangan dengan asumsi bahwa paus seharusnya lebih sering terkena kanker jika kemungkinan karsinogenesis itu sama untuk semua sel organisme. Pengamatan ini pertama kali dicetuskan oleh seorang pakar epidemiologi statistik dari Universitas Oxford yang bernama Richard Peto pada tahun 1977.

Bukti

Pada suatu spesies, tampaknya risiko kanker dan besar tubuh itu berkorelasi secara positif. Sebagai contoh, hasil penelitian selama 25 tahun terhadap 17.738 pegawai negeri laki-laki Britania Raya (yang diterbitkan tahun 1998) menunjukkan korelasi positif antara tinggi tubuh dengan insiden kanker. Namun, korelasi ini tidak berlaku di tingkat spesies. Hasil penelitian dari tahun 2015 yang mengkaji data nekropsi dari 36 spesies mamalia di Kebun Binatang San Diego (dari tikus zebra yang bermassa 51 gram hingga gajah yang bermassa 4.800 kg) tidak menemukan korelasi antara besar tubuh dengan insiden kanker.

Catatan kaki

Daftar pustaka

  • Natterson-Horowitz, Barbara; Bowers, Kathryn (2012). Zoobiquity: What Animals Can Teach Us about Health and the Science of Healing. Alfred A. Knopf. ISBN 978-0-307-95838-9. 

Новое сообщение