Продолжая использовать сайт, вы даете свое согласие на работу с этими файлами.
Pescetarianisme
Pescetarianisme adalah pola makan vegetarian yang dipadukan dengan menu tambahan lainnya seperti ikan dan makanan laut sebagai pengganti menu daging. Beberapa alasan mengikuti pola makan ini bagi sebagian orang adalah karena faktor selera makan atau untuk kampanye peduli lingkungan.
Latar belakang
Istilah pescetarian muncul pertama kali pada awal tahun 1990an yang merupakan gabungan dari bahasa Italia untuk kata ikan (pesce) dan kata vegetarian. Orang yang mempraktikkan pola makan ini biasanya disebut juga dengan istilah pescetarian. Dalam kajian ilmiah, pola makan ini sering dideskripsikan sebagai "pesco-vegetarian." yang masih berada dalam spektrum vegetarisme. Mereka yang menjalani pola makan vegetarian ini biasanya lebih cenderung mengonsumsi daging ikan dan makanan laut sebagai sumber protein utamanya, serta menu makanan nabati seperti biji-bijian, kacang-kacangan, polong-polongan dan lemak sehat.
Sejarah
Sebelum abad ke-19
Kelompok vegetarian pertama versi catatan sejarah barat adalah para pengikut Pythagoras. Meski demikian, beberapa ahli biografi menduga ia juga mengonsumsi ikan dalam beberapa kasus, yang akan membuatnya bukan vegetarian tetapi pescatarian menurut standar sekarang. Banyak filosofi-filosofi Pythagoras yang akhirnya mengilhami Platoakan keunggulan moral & nutrisi dari pola makan vegetarian. Di republik ideal Plato, definisi pola makan sehat ialah yang mengonsumsi sereal, biji-bijian, kacang-kacangan, buah, susu, madu, dan ikan.
Pada tahun 675, Jepang melalui Kaisar Tenmu melarang masyarakatnya mengonsumsi hewan ternak dan hewan liar berdasarkan ajaran agama Buddha. Kemudian di tahun 737 periode Nara, Kaisar Seimu membatasinya pada konsumsi ikan dan kerang. Selama seribu dua ratus tahun dari periode Nara hingga Restorasi Meiji (paruh kedua abad ke-19), masyarakat Jepang terbiasa mengonsumsi makanan vegetarian, dengan tambahan sajian makanan laut di acara-acara tertentu.
Beberapa biarawan di Eropa abad pertengahan membatasi atau melarang konsumsi daging karena alasan asketisme, tetapi masih mengonsumsi menu ikan. Ikan dipandang oleh para pengikut Marsionisme sebagai jenis makanan yang lebih suci. Mereka biasa mengonsumsi ikan sebagai pengganti sebagai pengganti unggas dan daging merah. Selain itu, mereka juga mengonsumsi jenis makanan lain seperti roti, ikan, madu, susu dan sayuran.
Dahulu, para pengikut ajaran gerejawi Maniisme melarang konsumsi hewan darat. Mereka menggantinya dengan ikan, biji-bijian dan sayur-sayuran. Menurut mereka, ikan lahir dan hidup di dalam air, dan tanpa ada hubungan seksual dengan ikan lain, bebas dari noda yang mencemari semua hewan. Pantangan mengonsumsi daging dari hewan berkaki empat juga tertulis dalam Peraturan Santo Benediktus, terkecuali bagi orang yang sedang sakit. Paulus Diakonus menetapkan bahwa keju, telur dan ikan merupakan bagian dari menu harian seorang biarawan di sana. Ordo Kartusia juga menuliskan pola makan tersebut dengan pengecualian hari Jumat, khusus mengonsumsi roti dan air. Pola makan pescetarian juga ditemukan di ordo Sistersian dengan tambahan menu telur.
Abad ke-19 - sekarang
Francis William Newman, yang menjadi Presiden Masyarakat Vegetarian dari tahun 1873 hingga 1883, mengizinkan keanggotaan rekanan mereka bagi orang-orang yang tidak sepenuhnya vegetarian seperti halnya pescetarian. Hingga pada tahun 1890-an, Newman akhirnya beralih dari mengikuti pola makan ovo-lakto-vegetarian menjadi pola makan pescetarian, dengan alasan bahwa ikan tidak menghabiskan lahan, berlimpah karena tingkat reproduksi yang tinggi, tidak merawat anak mereka, tidak memiliki perasaan sebagai orang tua untuk dilanggar, serta dapat ditangkap dan diburu dengan cara yang tidak terlalu menyakitkan.
Sebuah buku Seagan Eating tahun 2016 mempromosikan diet makanan laut, yang dibedakan dari diet pescetarian biasa karena tidak menganjurkan konsumsi susu dan telur.
Alasan
Ada beberapa faktor utama yang membuat seseorang beralih ke pola makan vegetarian, diantaranya berkaitan dengan manfaat kesehatan, isu lingkungan, dan alasan etis.
Kesehatan
Umumnya, beberapa makalah membuktikan bahwa menerapkan pola makan nabati ke dalam menu sehari-hari dapat menurunkan risiko obesitas dan penyakit kronis seperti jantung dan diabetes. Satu studi mengungkapkan, bagi perempuan yang mengikuti pola makan seperti ini mendapatkan selisih bobot 1,1 kg lebih sedikit per tahunnya dibanding perempuan yang mengonsumsi daging merah, bahkan dapat mengurangi berat badan yang lebih sedikit lagi jika dilakukan berkepanjangan.
Studi lainnya menyimpulkan bahwa pescetarian memiliki risiko terkena diabetes lebih rendah sebesar 4,8% dibanding orang yang sering mengonsumsi daging yaitu sebesar 7,6%. Selain itu, satu penelitian besar mengamati orang yang jarang makan daging atau pescetarian, memiliki risiko kematian akibat penyakit jantung 22% lebih rendah dibanding yang lainnya.
Isu lingkungan
Alasan seseorang menerapkan pola makan pescetarian salah satunya berkaitan dengan dampak lingkungan dari proses memelihara hewan ternak hingga menjadi daging olahan. Menurut Perserikatan Bangsa-Bangsa, sektor peternakan dapat menyumbang 15% dari semua emisi karbon buatan manusia. Sebaliknya, memproduksi ikan dan makanan laut memiliki jejak karbon yang lebih rendah ketimbang memproduksi daging atau keju jenis apa pun. Hasil perhitungan dari studi tahun 2014 menunjukkan bahwa pola makan pescetarian dapat menurunkan sekitar 46% emisi gas rumah kaca dibandingkan pola makan yang biasa mengonsumsi satu porsi daging perhari.
Alasan etis
Alasan seseorang tidak memilih mengonsumsi daging biasanya karena didasari hal-hal berikut; tidak ingin membunuh hewan untuk dimakan, menentang industri peternakan yang memelihara ternak delam kondisi yang tidak manusiawi, atau karena mereka menganggap memproduksi biji-bijian hanya untuk pakan ternak sangat tidak adil karena masih banyak masyarakat yang terdampak kelaparan di dunia.
Sumber makanan
Makanan khas pescetarian utamanya adalah menu vegetarian dengan tambahan makanan laut. Beberapa diantara yang sering dikonsumsi adalah serealia utuh (whole grains) dan produk sereal; kacang-kacangan (legume) dan olahannya termasuk kacang (beans), miju-miju (lentils), tofu dan humus; kacang pohon (nuts), selai kacang dan kacang tanah (peanuts); biji-bjian (seeds), termasuk rami (hemp) biji chia dan flaks (flaxseeds); produk susu, termasuk yoghurt, susu dan keju; buah-buahan, sayur, ikan dan kerang, serta telur. Sementara itu, sumber makanan yang tidak ditemukan pada menu pescetarian adalah daging sapi, ayam, domba, babi, dan kalkun.
Bagian "Tren dan demografi" dari halaman artikel ini diterjemahkan, sebagian atau seluruhnya, dari halaman di en.wikipedia yang berjudul « Pescetarianism ». Lihat pula sejarah suntingan halaman aslinya untuk melihat daftar penulisnya. |
Tren dan demografi
Pada tahun 2020, pescetarianisme dikelompokkan sebagai pola makan nabati. Konsumsi ikan secara teratur dan penurunan konsumsi daging merah diakui sebagai praktik diet yang dapat meningkatkan kesehatan.
Global
Pada tahun 2018, Ipsos MORI melaporkan 73% orang di seluruh dunia mengikuti pola makan di mana daging dan produk non-hewani dikonsumsi secara teratur, dengan 14% dianggap sebagai fleksitarian, 5% vegetarian, 3% vegan, dan 3% pescetarian. Fenomena ini mirip dengan hasil yang dikumpulkan oleh GlobalData setahun sebelumnya; di mana 23% sampel memiliki konsumsi daging di bawah rata-rata, 5% memiliki pola makan vegetarian, 2% memiliki pola makan vegan, dan 3% memiliki pola makan pescetarian. Secara global, diet pescetarian terlihat semakin populer di pertengahan hingga akhir dua puluhan; hanya 40% dari pescetarian yang disurvei telah mengikuti diet selama lebih dari beberapa tahun dan 18% lainnya melaporkan mengikuti diet selama sekitar satu tahun.
Britania Raya
Jajak pendapat tahun 2018 terhadap 2.000 orang dewasa di Inggris Raya menemukan bahwa ≈12% orang dewasa mengikuti pola makan tanpa daging; dengan 2% vegan, 6–7% ovo-lakto-vegetarian, dan 4% pescetarian. Studi dan survei yang berbeda telah menemukan jumlah yang lebih sederhana atau pantang daging; sebuah survei tahun 2021 menemukan 10% orang Inggris tidak makan daging dengan 3% populasinya adalah pescetarian.
Di Inggris Raya per Januari 2019, wanita berusia antara 18 dan 24 tahun adalah kelompok demografi yang paling banyak mengikuti diet pescetarian. Secara umum, pria kurang tertarik pada pescetarianisme, dan pria berusia 35 tahun ke atas cenderung tidak mengikuti pola diet pescetarian.
Daerah lain
Pada tahun 2018, sebuah survei menemukan bahwa orang-orang di Afrika dan Timur Tengah melakukan program diet pescetarian yang tinggi (5%) jika dibandingkan dengan wilayah lain di dunia. Di Eropa, kejadian pescetarianisme bervariasi di setiap negara, menurut survei tahun 2020 yang mendokumentasikan praktik diet penduduk di tujuh negara Eropa: rata-rata, pescetarianisme adalah sekitar 3% dari populasi Uni Eropa, dengan pengaruh yang sedikit lebih tinggi di Jerman dan Belgia.