Продолжая использовать сайт, вы даете свое согласие на работу с этими файлами.
Profilaksis prapajanan
Profilaksis prapajanan (bahasa Inggris: Pre-exposure prophylaxis, disingkat PrEP) adalah penggunaan obat-obatan untuk mencegah penyakit pada orang yang belum pernah terpapar dengan agen penyebab penyakit tersebut. Istilah ini khususnya mengacu kepada penggunaan obat-obatan antiretroviral sebagai strategi pencegahan HIV/AIDS.
PrEP adalah salah satu strategi pencegahan HIV untuk mereka yang belum mengidap HIV, tetapi menghadapi risiko tertular HIV yang tinggi, seperti orang dewasa yang aktif secara seksual, pemakai jarum suntik untuk narkoba, dan pasangan yang serodiskordan (salah satu pasangan mengidap HIV, yang lainnya tidak).
Saat ini, satu-satunya obat yang disarankan oleh organisasi kesehatan untuk PrEP HIV/AIDS adalah Truvada, yang merupakan merk dagang dari kombinasi tenofovir/emtrisitabin. Pasien PrEP mengonsumsi Truvada setiap hari dan juga harus pergi ke dokter paling tidak setiap tiga bulan untuk melakukan cek HIV. Jika digunakan dengan benar, PrEP sangat efektif dalam mengurangi risiko tertular HIV. PrEP dibuat dengan maksud untuk digunakan bersamaan dengan strategi yang mengurangi risiko lainnya, seperti penggunaan kondom, karena orang yang mengonsumsi PrEP masih menghadapi risiko tertular HIV, terutama mereka yang tidak mengonsumsinya secara rutin, dan juga karena orang yang memakai PrEP masih menghadapi risiko terkena penyakit menular seksual lainnya.
Kegunaan klinis
Di Amerika Serikat, pemerintah menyarankan penggunaan PrEP untuk orang dewasa yang status HIV-nya negatif dengan karakteristik berikut:
- Aktif secara seksual dalam enam bulan terakhir dan TIDAK sedang dalam hubungan monogami dengan pasangan yang status HIV-nya negatif, dan mereka yang...
- termasuk dalam kategori laki-laki yang berhubungan seks dengan laki-laki, dan yang...
- telah melakukan seks anal dengan laki-laki lain dalam enam bulan terakhir tanpa kondom, atau...
- pernah terkena penyakit menular seksual dalam enam bulan terakhir
- atau orang dewasa yang aktif secara seksual (laki-laki atau perempuan dengan partner laki-laki atau perempuan), dan yang...
- merupakan seorang laki-laki yang berhubungan seks dengan laki-laki dan perempuan, atau...
- berhubungan seks dengan partner dengan risiko HIV yang tinggi (contohnya pengguna obat suntik, laki-laki yang berhubungan seks dengan laki-laki) tanpa penggunaan kondom secara konsisten
- termasuk dalam kategori laki-laki yang berhubungan seks dengan laki-laki, dan yang...
- atau siapapun yang telah menyuntikkan obat-obatan terlarang dalam enam bulan terakhir, berbagi peralatan suntik obat rekreasional dengan pengguna narkoba lainnya dalam enam bulan terakhir, atau yang telah mendapat penanganan medis akibat penggunaan obat suntik dalam enam bulan terakhir
Biasanya uji laboratorium diperlukan sebelum mulai menggunakan PrEP, termasuk uji HIV. Setelah PrEP dimulai, pasien diminta untuk bertemu dengan penyedia PrEP paling tidak setiap tiga hingga enam bulan.
Efek samping
Hasil penelitian telah menunjukkan bahwa PrEP aman untuk sebagian besar pasien, walaupun kadang ada efek samping. Kadang-kadang pasien mengalami "sindrom baru mulai" yang meliputi mual, sakit kepala, dan/atau sering mengeluarkan gas, tetapi gejala-gejala ini biasanya hilang dalam waktu beberapa minggu setelah mulai mengonsumsi PrEP. Hasil penelitian juga menunjukkan bahwa penggunaan Truvada dapat mengakibatkan penurunan fungsi ginjal, tetapi penurunan ini tidak berbahaya dan akan stabil lagi setelah beberapa minggu.
Lihat pula
Catatan kaki
Bacaan lanjut
- Singh JA, Mills EJ (2005). "The Abandoned Trials of Pre-Exposure Prophylaxis for HIV: What Went Wrong?". PLoS Medicine. 2 (9): e234. doi:10.1371/journal.pmed.0020234. PMC 1176237 . PMID 16008507.
- Lange J (2005). "We Must Not Let Protestors Derail Trials of Pre-Exposure Prophylaxis for HIV". PLoS Medicine. 2 (9): e248. doi:10.1371/journal.pmed.0020248. PMC 1176241 . PMID 16008501.