Продолжая использовать сайт, вы даете свое согласие на работу с этими файлами.
Psikologi positif
Psikologi positif pertama kali digagas pada tahun 1998 oleh Martin Elias Peter Seligman. Pemikiran-pemikiran di dalam psikologi positif amat dipengaruhi oleh pendekatan humanistik. Kajian utamanya mengenai perilaku dan proses kejiwaan dari manusia. Pandangan utama dari psikologi positif yaitu kebermaknaan harus menjadi sesuatu yang ada di dalam kehidupan. Psikologi positif lebih mengutamakan pembahasan mengenai kelebihan dan kekuatan dibandingkan dengan kekurangan dan kelemahan manusia sebagai individu. Lingkup pembahasan dalam psikologi positif pada dasarnya hanya mengenai peran manusia dalam artian positif. Pembahasan psikologi positif kemudian berkembang pada aspek lain yaitu biologi, personal, relasional, kelembagaan, budaya, dan dimensi kehidupan global.
Sejarah
Psikologi positif merupakan salah satu bidang ilmu psikologi yang muncul sebagai akibat dari spesialisasi. Gagasan awal mengenai psikologi positif telah ada dalam psikologi humanis. Pembahasannya meliputi penelitian, praktik dan teori mengenai kebahagiaan atau kehidupan yang positif dari individu. Gagasan-gagasan ini dikemukakan oleh beberapa tokoh, yaitu Abraham Maslow, Carl Roger dan Erich Fromm.
Istilah "psikologi positif" diperkenalkan pertama kali dalam buku yang ditulis oleh Abraham Maslow. Buku ini berjudul Motivation and Personality. Istilah "psikologi positif" digunakan dalam bab terakhir dari buku tersebut sebagai bagian dari judul bab. Judul lengkap dari bab ini adalah “Toward a Positive Psychology”. Dalam bab ini, Maslow mengatakan bahwa potensi manusia tidak sepenuhnya akurat bila dipahami melalui psikologi. Perkembangannya juga cenderung tidak berubah. Maslow kemudian menjelaskan lebih lanjut bahwa keberhasilan psikologi adalah pada penjelasan mengenai sisi negatif manusia dan bukan pada sisi positif manusia. Menurut Maslow, psikologi terlalu banyak membahas tentang kekurangan, gangguan, dan dosa manusia. Namun, psikolgi hanya sedikit membahas tentang potensi manusia, bakat, aspirasi yang dapat diraihnya, atau kondisi psikologis tertingginya.
Pada tahun 1988, Martin Elias Peter Seligman mengemukakan pendapatnya mengenai peran psikologi bagi kehidupan manusia. Psikologi dapat memberikan solusi kepada manusia dalam mencapai kehidupan yang bermakna. Kebermaknaan hidup ini dapat dicapai meskipun dunia berada dalam kondisi ketidak‐pastian dan persaingan. Salah satu organisasi ilmuwan internasional menerima gagasan ini, yaitu Asosiasi Psikologi Amerika. Pada tahun 1998 Seligman menjabat sebagai Presiden Asosiasi Psikologi Amerika. APA. Dalam konferensi tahunan Asosiasi Psikologi Amerika yang diadakan di San Fransisco pada tahun yang sama, Seligman mengatakan bahwa tugas kepresidenannya adalah menumbuhkan ilmu pengetahuan baru. Ia memperkenalkan ilmu pengetahun ini dengan nama psikologi positif.
Ciri khas
Psikologi positif secara khusus membahas tentang emosi-emosi manusia yang bersifat positif. Perhatian utama dalam psikologi positif diberikan kepada upaya pemahaman dan penjelasan tentang kebahagiaan dan kesejahteraan subjektif. Psikologi positif menambahkan wawasan mengenai pengalaman manusia tanpa menghilangkan konsep mengenai penderitaan, kelemahan dan gangguan jiwa. Keberadaan psikologi positif menjadi pelengkap bagi pelengkap pendekatan tradisional dalam mengurangi penderitaan dalam kehidupan manusia. Psikologi positif menjadi pelengkap bagi tradisi diagnosis dan pengobatan.
Konsep
Kepuasan hidup
Kepuasan hidup sebagai salah satu kajian dalam psikologi positif, dikembangakn menggunakan ajaran-ajaran dari agama-agama besar di dunia. Agama-agama ini meliputi Islam, Kekristenan, agama Yahudi, agama Buddha dan agama Hindu.
Potensi positif manusia
Psikologi positif mengambil gagasan-gagasan mengenai potensi positif manusia dari berbagai tradisi, agama, aliran keyakinan dan aliran filsafat yang pernah berkembang di dunia. Dalam tradisi Tiongkok, psikologi positif mengambil ajaran agama Konghucu dan Taoisme. Dari wilayah Asia Selatan, psikologi postitif mengambil ajaran agama Buddha dan agama Hindu. Psikologi positif juga mengambil ajaran dari para tokoh filsafat Yunani kuno khususnya Plato, Sokrates dan Aristoteles. Dari Dunia Barat, psikologi positif mengambil keyakinan agama Yahudi, Kekristenan dan Islam. Sedangkan dari Dunia Islam, psikologi positif mengambil gagasan dari pemikiran al-Farabi. Gagasan-gagasan ini kemudian dikumpulkan dan disatukan menjadi gagasan psikologi positif mengenai potensi manusia.
Kebahagiaan sejati
Psikologi positif memberikan perhatian terhadap cara individu memanfaatkan kekuatan yang dimilikinya untuk menyelesaikan tugas yang bersifat tantangan. Tugas-tugas ini kemudian memberikan pengalaman yang membuat kehidupannya menjadi lebih bermakna. Kebermaknaan hidup akibat pengalaman ini dikenal sebagai kebahagiaan yang sejati.
Penerapan
Terapi kesejahteraan
Terapi kesejahteraan adalah sebuah metode intervensi yang memiliki kemampuan dalam meningkatkan kesejahteraan secara psikologi. Metode ini merupakan metode baru dalam psikologi dan menjadi bagian dari penerapan psikologi positif. Terapi kesejahteraan memberikan bantuan kepada individu untuk meningkatkan aspek positif dan mengembangkan kekuatan yang ada dalam dirinya. Proses peningkatannya dilakukan tanpa memperhatikan aspek negatif di dalam dirinya.
Catatan kaki
Daftar pustaka
-
Sarmadi, Sunedi (2018). Nurjan, Syarifan, ed. Psikologi Positif (PDF). Yogyakarta: Penerbit Titah Surga. ISBN 978-602-6981-70-7. Parameter
|url-status=
yang tidak diketahui akan diabaikan (bantuan)