Мы используем файлы cookie.
Продолжая использовать сайт, вы даете свое согласие на работу с этими файлами.

Rebecca Gomperts

Подписчиков: 0, рейтинг: 0
Rebecca Gomperts pada 2017

Rebecca Gomperts (lahir 1966) adalah seorang dokter yang tinggal di Amsterdam. Ia adalah pendiri Women on Waves and Women on Web, yang menyediakan layanan kesehatan reproduksi bagi wanita di negara-negara yang tidak menyediakannya. Pada 2013 dan 2014, dia termasuk dalam 100 Wanita BBC. Pada 2018, ia mendirikan Aid Access, yang beroperasi di Amerika Serikat. Sebagai seorang spesialis dan aktivis aborsi terlatih, dia umumnya dianggap sebagai aktivis hak aborsi pertama yang melintasi perbatasan internasional. Gompert termasuk dalam 100 Orang Paling Berpengaruh versi majalah Time pada 2020.

Kehidupan awal

Rebecca Gomperts lahir pada 1966 di Paramaribo di Suriname. Dia pindah ke Belanda pada usia tiga tahun dan dibesarkan di kota pelabuhan Vlissingen. Perjalanannya di Eropa pada usia dini melahirkan kesadaran internasional dalam dirinya yang kemudian mendorong karirnya.

Gomperts pindah ke Amsterdam pada pertengahan 1980-an setelah sekolah menengah. Ia memiliki ketertarikan pada seni dan sains, Gomperts kemudian mempelajari seni visual dan kedokteran. Dia mendapatkan gelar seni setelah empat tahun di Akademi Rietveld Amsterdam mempelajari seni konseptual, dan pada saat yang sama ia juga menjalani sekolah kedokteran. Saat dia menemukan bahwa seni bukanlah jalan yang ingin dia geluti, dia terjun ke dunia kedokteran. Gomperts tidak menemukan panggilannya di bidang pengobatan reproduksi langsung pada awal karir medisnya.

Karier

Awal karier

Setelah lulus dari sekolah kedokteran, Gompert bekerja di sebuah rumah sakit kecil di Guyana sebagai dokter peserta pelatihan. Di sinilah dia, yang saat itu berumur 25 tahun, untuk pertama kalinya menyaksikan realitas aborsi ilegal. Pada 1997, dia adalah seorang dokter berusia 31 tahun yang berbasis di Amsterdam yang melakukan aborsi legal.

Antara 1997-1998, Gomperts berlayar dengan kapal Greenpeace bernama Rainbow Warrior II sebagai dokter residen dan aktivis lingkungan. Dia berlayar melalui Amerika Latin, mengunjungi Romani dan Guinea.

Setelah perjalanannya dengan Greenpeace, minat Gompert pada kesehatan reproduksi meningkat. Gomperts ingin tingkat kematian akibat aborsi di rumah menurun, oleh karena itu ia merancang program dengan gagasan radikal bahwa perempuan dapat melakukan aborsi. Pada saat itu, melakukan aborsi di klinik aborsi sangat dibatasi atau tidak ada sama sekali.

Gomperts menggunakan kenalan yang dia dapat selama menjalani sekolah seni untuk membantunya merancang dan mendanai klinik keliling. Seorang teman dekatnya, Joep van Lieshout, setuju untuk membantu merancang klinik tersebut. Ide kolaboratifnya adalah agar klinik tersebut menjadi karya seni fungsional, sebuah klinik keliling di atas kapal, sehingga secara legal dapat melewati perbatasan internasional. Gomperts mengajukan permohonan dana dari National Arts Council, dimana ia membutuhkan $ 500.000 untuk peralatan medis, dan $ 190.000 total modal awal. Ia kemudian berhasil mendapatkan dana hibah untuk klinik keliling dari Mondriaan Foundation. Latar belakang Gompert dalam seni memungkinkannya mewujudkan mimpinya menjadi kenyataan, dan klinik kelilingnya menjadi "ruang perpaduan pekerjaan yang simbolis dengan pekerjaan yang bersifat sosial."

Women on Waves

Gompets membentuk organisasinya yang bernama Women on Waves pada 1999, setelah dia kembali dari pelayarannya di Rainbow Warrior II. Women on Waves membawa layanan dan pendidikan aborsi non-bedah ke negara-negara di seluruh dunia yang tidak memilikinya. Misi Women on Waves melampaui batas-batas antara hukum, kedokteran, pelayaran, dan seni.

Dengan menggunakan dana dari Mondriaan Foundation, Women on Waves menyewa perahu untuk mengadakan klinik keliling. Banyak outlet media terkejut bahwa Gomperts sama sekali tidak peduli dengan kapalnya yang ditahan, disita atau ditenggelamkan ketika memasuki perairan suatu negara.

Women on Waves berhasil melakukan banyak perjalanan. Berita menyebar dengan cepat bahwa dia mencoba menjangkau negara-negara di mana aborsi ilegal melalui perairan mereka, dan banyak dari negara-negara ini melakukan tindakan luar biasa untuk menghentikannya. Pelayaran pertamanya adalah ke Irlandia, kemudian berikutnya adalah Polandia, Portugal, Spanyol, Maroko dan Guatemala. Meskipun perjalanan sebelas hari pertamanya ke Dublin dianggap tidak berhasil oleh media, Women On Waves telah menerima lebih dari 200 permintaan aborsi dari wanita di darat yang membutuhkan bantuan mereka. Women on Waves tidak pernah dimaksudkan untuk memecahkan masalah aborsi yang tidak aman, tetapi untuk membantu untuk menjangkau semua wanita yang telah ditolak oleh doktermereka sendiri, dan untuk mencegah tindakan berbahaya dari aborsi ilegal.

Women on Web

Women on Waves menghadapi banyak tantangan selama pelayarannya. Dalam salah satu perjalanannya ke Portugal, klinik kelilingnya tidak diizinkan berlabuh. Gomperts muncul di acara bincang-bincang Portugis. Dia berbicara tentang bagaimana wanita dapat melakukan aborsi yang aman sendirian di rumah, bagaimana mendapatkan dan meminum pilnya, dan semua nasihat medis lainnya yang dapat dia katakan saat siaran. Saat itulah Gomperts menyadari bahwa dia dapat menjangkau lebih banyak orang melalui internet daripada dengan perahu. “Pada akhirnya, kapal kami tidak akan pernah menjadi solusi struktural bagi sejumlah besar wanita yang membutuhkan aborsi,” kata Gomperts.

Pada 2005, organisasi kedua Gomperts yang bernama Women on Web, didirikan. Pada 2016 Women on Web menerima lebih dari 10.000 email setiap bulan dari lebih dari 123 negara di seluruh dunia. Wanita dapat mengajukan pertanyaan yang berkisar dari bagaimana cara mengkonsumsi pil aborsi, nasihat tentang kontrasepsi, bahkan konsultasi dalam melakukan hubungan seksual. Daripada mengirimkan pil untuk aborsi melalui laut, Women on Web menggunakan paket dan drone untuk mengirimkan pil dan instruksi aborsi yang aman.


Новое сообщение