Продолжая использовать сайт, вы даете свое согласие на работу с этими файлами.
Senyawa fitokimia
Senyawa fitokimia adalah senyawa kimia yang terdapat secara alami dalam tanaman (fito berarti "tanaman" dalam bahasa Latin). Beberapa bahan mempengaruhi warna atau sifat organoleptik lainnya, seperti ungu tua pada blueberries dan bau pada bawang putih. Senyawa fitokimia dapat memiliki signifikansi biologis, contohnya karotenoid atau flavonoid, tetapi tidak tersedia sebagai unsur hara. Terdapat kurang lebih 4.000 senyawa fitokimia di alam.
Senyawa fitokimia sebagai kandidat nutrien
Tanpa pengetahuan khusus aksi atau mekanisme selulernya, senyawa fitokimia telah diperhitungkan sebagai obat alternatif selama berabad-abad. Sebagai contoh, Hippocrates telah meresepkan daun dedalu untuk demam abate. Salicin, yang mempunyai sifat anti inflamasi dan pereda nyeri, pertama kali diekstraksi dari kulit kayu dedalu putih dan kemudian disintesis massal menjadi aspirin.
Senyawa fitokimia spesifik, seperti serat pangan yang dapat difermentasi, memiliki klaim kesehatan terbatas yang diizinkan oleh Badan Pengawas Obat dan Makanan Amerika Serikat (FDA).
Beberapa senyawa fitokimia dengan sifat fisiologis lebih berupa unsur dan bukan molekul organik kompleks. Sebagai contoh, selenium, yang melimpah dalam buah dan sayuran, adalah mineral diet yang terlibat dalam sebagian besar jalur metabolisme, termasuk metabolisme hormon tiroid dan fungsi imunitas. Terutama, untuk nutrien esensial dan kofaktor untuk sintesis enzimatis glutathion, suatu antioksidan endogeny.
Uji klinis dan status klaim kesehatan
Suplemen berbasis senyawa fitokimia dapat dibeli di pasaran. Menurut American Cancer Society, "Bukti ilmiah yang tersedia tidak mendukung klaim bahwa mengkonsumsi suplemen fitokimia sama baiknya, dari sisi kesehatan jangka panjang, dengan mengkonsumsi langsung buah, sayuran, kacang-kacangan, dan biji-bijian."
Pengolahan makanan dan senyawa fitokimia
Senyawa fitokimia dalam tanaman pangan yang baru dipanen dapat mengalami degradasi selama proses pengolahan, termasuk memasak. Penyebab utama kehilangan senyawa fitokimia selama pemasakan adalah dekomposisi termal.
Suatu diskusi muncul dalam kasus karotenoid, seperti likopena dalam tomat, yang mungkin tetap stabil atau bertambah kadarnya selama pemasakan akibat pembebasan dari membran seluler dalam makanan matang. Teknik pengolahan makanan seperti pengolahan mekanis dapat pula membebaskan karotenoid dan senyawa fitokimia lainnya dari matriks makanan, meningkatkan kadar asupan.
Lihat juga
Bacaan lain
- (Inggris) Higdon, J. An Evidence – Based Approach to Dietary Phytochemicals. 2007. Thieme. ISBN 978-1-58890-408-9.
- (Inggris) Rosa, L.A. de la / Alvarez-Parrilla, E. / González-Aguilar, G.A. (eds.) Fruit and Vegetable Phytochemicals: Chemistry, Nutritional Value and Stability. 2010. Wiley-Blackwell. ISBN 978-0-8138-0320-3.
- (Inggris) Bongoni R, Steenbekkers LPA, Verkerk R, van Boekel MAJS, Dekker M. Studying consumer behaviour related to the quality of food: A case on vegetable preparation affecting sensory and health attributes. Trends in Food Science & Technology. 2013;33(2):139-45.
- (Inggris) Rao AV, Rao LG. Carotenoids and human health. Pharmacological Research. 2007;55(3):207-16.
- (Inggris) Liu RH. Potential Synergy of Phytochemicals in Cancer Prevention: Mechanism of Action. J Nutr. 2004;134(12):3479S-85.
Pranala luar
- (Inggris) Phytochemical Database Diarsipkan 2016-03-03 di Wayback Machine. – United States Department of Agriculture
- (Inggris) Phytochemicals at LPI – Linus Pauling Institute at Oregon State University