Продолжая использовать сайт, вы даете свое согласие на работу с этими файлами.
Tuberkulin
Data klinis | |
---|---|
Nama dagang | Aplisol, Mantoux, PPD, lainnya |
AHFS/Drugs.com | monograph |
Kat. kehamilan | C(US) |
Status hukum | ℞-only (US) |
Rute | intradermal |
Pengenal | |
Kode ATC | V04CF01 |
ChemSpider | none |
Data kimia | |
Rumus | ? |
Tuberkulin, juga dikenal dengan istilah turunan protein yang dimurnikan, adalah kombinasi protein yang digunakan untuk mendiagnosis tuberkulosis. Proses diagnosis ini dikenal dengan sebutan uji kulit tuberkulin. Tuberkulin disuntikkan ke dalam kulit. Setelah 48 hingga 72 jam, jika muncul area pembengkakan sepanjang lima hingga sepuluh milimeter, orang itu dianggap positif mengidap tuberkulosis.
Efek samping yang dapat muncul meliputi kemerahan, gatal, dan nyeri di tempat penyuntikan.Reaksi alergi dapat pula terjadi. Uji ini mungkin memberikan hasil positif yang salah untuk orang yang sudah pernah divaksinasi dengan BCG atau telah terinfeksi oleh jenis mikobakteria yang lain. Uji ini mungkin juga memberikan hasil negatif yang salah dalam kurun waktu sepuluh minggu setelah infeksi, pada orang yang baru terinfeksi dalam waktu kurang dari enam bulan, dan pada mereka yang sudah terinfeksi selama bertahun-tahun. Penggunaan tuberkulin untuk diagnosis aman untuk wanita hamil.
Tuberkulin ditemukan pada tahun 1890 oleh Robert Koch dari Jerman. Awalnya ia meyakini bahwa ia telah menemukan obat tuberkulosis, tetapi hal ini kemudian terbukti salah. Tuberkulin terbuat dari ekstrak Mycobacterium tuberculosis. Tuberkulin sendiri termasuk ke dalam Daftar Obat Esensial Organisasi Kesehatan Dunia.