Продолжая использовать сайт, вы даете свое согласие на работу с этими файлами.
Vanadium(V) oksida
Nama | |
---|---|
Nama IUPAC
Divanadium pentaoxide
| |
Nama lain
Vanadium pentoksida
Vanadik anhidrida Divanadium pentoksida | |
Penanda | |
Model 3D (JSmol)
|
|
3DMet | {{{3DMet}}} |
ChEBI | |
ChemSpider |
|
Nomor EC | |
KEGG |
|
PubChem CID
|
|
Nomor RTECS | {{{value}}} |
Nomor UN | 2862 |
CompTox Dashboard (EPA)
|
|
| |
| |
Sifat | |
V2O5 | |
Massa molar | 181.8800 g/mol |
Penampilan | Padat kuning |
Densitas | 3.357 g/cm3 |
Titik lebur | 690 °C (1.274 °F; 963 K) |
Titik didih | 1.750 °C (3.180 °F; 2.020 K) (decomposes) |
0.8 g/L (20 °C) | |
Struktur | |
Ortorombik | |
Pmmn, No. 59 | |
a = 1151 pm, b = 355.9 pm, c = 437.1 pm
|
|
Trigonal bipiramidal terdistorsi (V) | |
Bahaya | |
Lembar data keselamatan | ICSC 0596 |
Piktogram GHS | |
Keterangan bahaya GHS | {{{value}}} |
H341, H361, H372, H332, H302, H335, H411 | |
Titik nyala | Tidak dapat terbakar |
Dosis atau konsentrasi letal (LD, LC): | |
LD50 (dosis median)
|
10 mg/kg (tikus, oral) 23 mg/kg (mencit, oral) |
LCLo (terendah tercatat)
|
500 mg/m3 (kucing, 23 min) 70 mg/m3 (rat, 2 hr) |
Batas imbas kesehatan AS (NIOSH): | |
PEL (yang diperbolehkan)
|
C 0.5 mg V2O5/m3 (resp) (solid)
|
Senyawa terkait | |
Anion lain
|
Vanadium oksitriklorida |
Kation lainnya
|
Niobium(V) oksida Tantalum(V) oksida |
Vanadium(II) oksida Vanadium(III) oksida Vanadium(IV) oksida |
|
Kecuali dinyatakan lain, data di atas berlaku pada temperatur dan tekanan standar (25 °C [77 °F], 100 kPa). | |
N verifikasi (apa ini YN ?) | |
Referensi | |
Vanadium pentoksida tersusun atas unsur kimia vanadium (V) dan oksigen (O). Rumus molekul senyawa ini adalah V2O5.
Masa molar vanadium pentoksida adalah 181.9 gram/mol. Titik lelehnya 690 °C dan titik didihnya 1750 °C. Vanadium pentoksida berwarna kuning-oranye dan ketika membeku membentuk kristal-kristal berbentuk jarum.
Berdasarkan rasio jari-jari relatif terhadap oksigen (-2), ukuran vanadium (+5) terlalu besar untuk koordinasi struktur tetahedron, tetapi terlalu kecil untuk koordinasi oktahedron. Oleh karena itu, vanadium pentoksida memiliki struktur trigonal bipiramida terdistorsi.
Pembuatan
Vanadium pentoksida dapat diperoleh dari pemanasan vanadat (NH4VO3) menurut persamaan reaksi sebagai berikut.
2NH4VO3 (s) → NH3 (g) + V2O5 (s) + H2O (g)
Selain itu, V2O5 juga dapat diperoleh melalui penambahan larutan asam encer ke dalam larutan amonium vanadat menurut persaman reaksi sebagai berikut.
2NH4VO3 (aq) + H2SO4 (aq) → (NH4)2SO4 (aq) + H2O (l) +V2O5 (s)
Kelarutan
Kelarutan vanadium pentoksida relatif kecil dalam air, yaitu sekitar 0.007 gram/liter dan bersifat amfoterik. Akan tetapi, senyawa ini larut dalam basa kuat, misalnya pada natrium hidroksida menghasilkan ion vanadat yang tidak berwarna. Selanjutnya jika dalam lauran ini ditambahkan asam dengan pH≈6.5, warna larutan menjadi oranye cemerlang. Jika penambahan asam dilanjutkan hingga pH≈2, dapat diperoleh endapan berwarna cokelat. Meski demikian, pada penambahan asam lebih lanjut, endapan cokelat ini larut kembali dengan membentuk kation okso, yaitu ion kompleks dioksovanadium (V) dan VO2+. Pasamaan reaksi V2O5 pada penambahan basa dan asam adalah sebagai berikut.
- Pada penambahan basa
V2O5 (s) + 6OH- (aq) → 2[VO4]3- (aq) + 3H2O (l) Keterangan: Larutan [VO4]3- tidak berwarna
- Pada penambahan asam hingga pH = 6.5
[VO4]3- (aq) + 2H3O+ (aq) → [VO2(OH)2]- (aq) + 2H20 (l) Keterangan: Larutan [VO2(OH)2]- berwarna kuning-oranye
- Pada penambahan asam hingga pH = 2
2[VO2(OH)2]- (aq) + 2H3O+ (aq) → V2O5 (s) + 5H2O (l) Keterangan: Padatan V2O5 berwarna coklat
Meski larut dalam air, asam maupun alkali, namun V2O5 tidak dapat laut dalam alkohol absolut.
Kegunaan
Vanadium pentoksida digunakan sebagai katalis dalam pembuatan asam sulfat dan anhidrida maleat serta dalam pembuatan keramik. Pada pembuatan keramik, V2O5 digunakan sebagai pemberi warna cokelat hingga hijau.
Bahaya
Asap vanadium pentoksida dapat menyebabkan iritasi parah pada mata, kulit, saluran pernapasan, radang trakea dan bronkus, edema paru-paru serta keracunan sistemik.