Мы используем файлы cookie.
Продолжая использовать сайт, вы даете свое согласие на работу с этими файлами.
William Tuke
Другие языки:

William Tuke

Подписчиков: 0, рейтинг: 0
William Tuke merupakan seorang Quaker yang berjasa dalam mengatasi masyarakat dengan gangguan kejiwaan (Punwar, dkk 2000, hlm. 21).

William Tuke (24 Maret 1732 – 6 Desember 1822) adalah seorang dermawan dan pengusaha teh maupun kopi yang berjasa dalam mengatasi orang-orang dengan gangguan kejiwaan. Tuke mengembangkan metode dan pendekatan filosofis baru yang lebih manusiawi untuk masalah tersebut dengan istilah moral treatment (perlakuan moral). Dia juga dikenal sebagai tokoh yang mendirikan York Retreat di Lamel Hill, yaitu tempat penampungan dan pengobatan bagi orang-orang yang memiliki gangguan kesehatan jiwa. Dalam waktu yang singkat, metode penanganan moralnya digunakan oleh berbagai lembaga dan rumah sakit yang menangani pasien sakit jiwa di Eropa dan Amerika Utara pada abad ke-19.

Latar belakang keluarga

Menurut Rudnick (profesor di Fakultas Kedokteran Universitas British Columbia), Tuke lahir dari keluarga belatar belakang Quaker. Glover dan para peneliti lain menambahkan bahwa ayah Tuke bernama Samuel dan bekerja sebagai penenun serta penjaga toko, yang meninggal pada 1751 ketika dia berusia 19 tahun. Adapun ibunya bernama Ann meninggal tujuh tahun kemudian. Dia memulai bisnis teh dan kopi sejak berusia 14 tahun, tetapi waktunya lebih banyak dihabiskan untuk memikirkan masalah kemanusiaan. Bisnis tersebut merupakan warisan dari bibinya yang meninggal pada 1746. Tuke menikah dengan Elizabeth Hoyland pada 1754 dan dikaruniai lima orang anak, tetapi istri pertamanya itu meninggal ketika melahirkan anak kelimanya. Dia lantas menikah lagi dengan Esther Maud pada 1765 yang juga patuh terhadap ajaran Quaker.

Pendirian York Retreat

Bangunan The Retreat atau lebih dikenal dengan York Retreat dibagun oleh Tuke pada tahun 1792 dan dibuka pada 1796 (Pomerantz 2008, hlm. 24).

Salah satu faktor yang menyebabkan Tuke mendirikan York Retreat adalah ketika dia melihat seorang janda Quaker bernama Hannah Mills meninggal di Rumah Sakit Jiwa York dalam kondisi kotor dan tidak manusiawi. Dia lantas mendirikan York Retreat pada 1792 dan membukanya tahun 1796. Di tempat itulah Tuke mulai mengembangkan metode barunya di bawah pengawasan kelompok Quaker. Tuke menerapkan pendekatan filosofis baru kepada para pasiennya yang disebut dengan moral treatment serta menekankan kelemahlembutan dan ketenangan dalam perawatan pasien. Dia beranggapan bahwa metode alami harus digunakan untuk menyembuhkan gangguan kejiwaan. Para pasien di York Retreat diberikan makanan yang layak dan didorong untuk aktif dalam kegiatan sehari-hari yang biasa dilakukan oleh orang-orang normal, yaitu berkebun, menjahit, merajut, olahraga dan sebagainya. Selain itu, di tempat tersebut para pasien, karyawan, dan pengunjung yang sedang menjenguk dapat berbaur menjadi satu. Tidak ada pengekangan fisik atau paksaan yang dilakukan kepada para pasien, meskipun beberapa pasien dengan gangguan kejiwaan yang berat harus ditempatkan tersendiri. York Retreat di kemudian hari menjadi contoh lembaga yang memperlakukan pasien sakit jiwa secara manusiawi. Lembaga-lembaga lain dan rumah sakit di Eropa dan Amerika Utara akhirnya banyak didirikan dengan menggunakan metode dari Tuke.

Punwar dan para peneliti lain dari Universitas Texas berpendapat bahwa metode yang dicetuskan oleh Tuke dapat membuat pasiennya kembali normal atau setidaknya memiliki kontrol diri yang lebih baik. Metode tersebut memiliki pengaruh besar dalam masyarakat karena menghasilkan reformasi mendasar dalam sejarah psikiater dunia, yaitu hukum yang berkaitan dengan penyakit mental dan perawatannya. Namun, metode dan pedekatannya terkendala oleh beberapa faktor, yaitu meningkatnya pasien dengan gangguan mental seiring dengan bertambah banyaknya imigran yang masuk ke Eropa, munculnya pandangan negatif bahwa anak-anak yang lahir dari golongan miskin akan mengalami gangguan kejiwaan, dan adanya anggapan bahwa metode yang dicetuskannya tidak ilmiah.

Akhir kehidupan

Potret Tuke di dinding Rumah Sakit Edinburgh, Skotlandia (Abbott, dkk 2003, hlm. 174).

Menjelang akhir kehidupannya, Tuke mengalami kebutaan ketika berusia 82 tahun, tetapi dia tetap terlibat dalam pengelolaan The Retreat. Dia meninggal pada 6 Desember 1822 setelah terserang lumpuh. Setelah kematiannya, para anggota keluarganya terus terlibat dalam kegiataan kemanusiaan untuk merawat orang-orang yang sakit jiwa.

Selain Tuke, di Eropa pada abad ke-19 juga dikenal Philippe Pinel yang berasal dari Prancis. Dia dikenal karena berhasil membebaskan orang-orang sakit jiwa di ruang bawah tanah kota Paris. Orang-orang itu dipelakukan seperti tahanan daripada pasien yang harus diobati. Tuke dan Pinel memiliki metode yang sama dalam melakukan perawatan moral, yaitu lebih bersifat psikologis daripada perawatan fisik.

Lihat pula

Rujukan

Daftar pustaka

Buku

Jurnal ilmiah

Pranala luar


Новое сообщение